TEMPO.CO, Lampung - Provinsi Lampung punya inovasi unik di bidang peternakan. Para peternak di wilayah paling selatan Pulau Sumatera itu mengembangkan ayam jamu yang diklaim lebih sehat dan bisa dibudidayakan dengan cara ramah lingkungan.
Budidaya ayam jamu berpusat di Kota Metro. Di kota yang banyak dihuni penduduk asal Jawa ini, ayam jamu dikembangkan di lahan-lahan telantar. Tak cuma beternak, warga Metro sudah mengembangkan industri ayam jamu terintegrasi, mulai pakan, rumah pemotongan, hingga pengolahan daging menjadi nugget. (Baca juga: Kopi Berisi Doa ala Pondok Pesantren)
Baca Juga:
Ayam jamu berasal dari bibit ayam broiler yang dipelihara secara probiotik atau tidak menggunakan bahan kimia antiobiotik. Jadi, daging ayam ini lebih sehat karena tidak mengandung residu kimia. Disebut ayam jamu karena unggas-unggas ini biasa diberi pakan tanaman obat, seperti sekam, merang, lempuyang, dan sambiloto. (Baca juga: Harga Jeblok, Peternak Tuntut Tata Niaga Ayam)
Menurut Ketua Berkat Usaha Bersama--kelompok peternak ayam--Yulius Wahyu Hidayanto, budidaya ayam jamu dimulai pada 2008. Saat itu, masyarakat punya inisiatif untuk memanfaatkan lahan telantar agar menghasilkan uang. Cara budidaya khas ayam jamu dipilih karena tidak mencemari lingkungan. "Peternakannya tidak berbau, tidak mengundang lalat, dan menghasilkan ayam yang sehat," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 8 Oktober 2014.
Selain budidaya yang bersih, Yulius mengklaim daging ayam jamu lebih sehat karena mengandung serat alami dan tidak mengandung banyak lemak. Keunggulan ini muncul karena ayam-ayam itu memakan tanaman obat. "Mirip ayam kampung," tuturnya. (Baca juga: Wismilak Cari Bibit Wirausaha Kreatif dan Inovatif)
Tertarik untuk ikut mengembangkannya?
YOLANDA ARMINDYA
Berita Terpopuler
Gerindra Kritik Oesman Sapta Odang, Calon Ketua MPR
Koalisi Jokowi Sukses Rayu DPD, Siapa Dalangnya? |
Jokowi-JK Dijegal, Pengamat: SBY Keluarkan Dekrit
Diperiksa KPK, Bonaran Ungkap Peran Akbar Tandjung