TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil menguat pada penutupan sesi I di awal pekan seiring dengan technical rebound yang dialami sejumlah saham di beberapa sektor. Di lantai bursa, IHSG berakhir menguat 34 poin (0,7 persen) pada level 5.171. Tidak adanya alasan fundamental yang mendorong kelanjutan tekanan jual pada akhir pekan kemarin membuat investor kembali realistis memborong saham. (Baca: Saham Pertambangan Masih Jadi Incaran)
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan penguatan IHSG didorong oleh faktor technical rebound. Di tengah penantian neraca perdagangan Juli dan inflasi Agustus, investor sebenarnya masih enggan mengakumulasi kepemilikan saham. “Minim sentimen, IHSG hanya alami kenaikan teknikal,” ujarnya. (Baca: Penguatan Indeks Diprediksi Tertahan)
Saham-saham sektor konsumsi dan perbankan menjadi penopang laju utama laju indeks. Saham INDF naik 1,8 persen menjadi Rp 7.000 per lembar saham, ICBP meningkat 1,9 persen ke Rp 10.700 per lembar saham, dan GGRM melonjak 2 persen ke Rp 55.100 per lembar saham. Selain itu, saham BBCA juga melompat tinggi 4,5 persen menjadi Rp 11.700 per lembar saham.
Laju positif IHSG sejalan dengan pergerakan bursa saham regional. Rilis data manufaktur Cina pada Agustus yang mendekati prediksi, yakni pada level 50,2, membuat sebagian besar investor meyakini trennya yang berada dalam situasi ekspansif. Indeks Nikkei 225 bergerak menguat 0,29 persen ke level 15.469,93, sedangkan Hangseng naik 0,33 persen pada level 24.823,15.
MEGEL
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Siapa Ketua DPR | Sengketa Pilpres | ISIS | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Tommy Soeharto: Jangan Sok Pintar Soal Subsidi BBM
Pilot Garuda Indonesia Meninggal di Pesawat
Perwira Polisi Tertangkap Bawa Narkoba di Malaysia