TEMPO.CO, Jember - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X menambah ekspor cerutu berukuran kecil atau cigarillos ke Tiongkok. "Tiongkok ini potensial. Sekitar 30 persen penduduknya adalah perokok,” kata Kepala Divisi Tembakau PTPN X (Persero) Guntaryo Tri Indarto, Jumat, 15 Agustus 2014.
Pada 2013, PTPN mengekspor 10 juta batang cigarillos ke Tiongkok. Mulai tahun depan, ekspor cigarillos diproyeksikan menjadi 20 juta batang per tahun. Ekspor akan ditingkatkan karena warga Negeri Tirai Bambu sedang mengalami tren pengalihan dari produksi cerutu besar (big cigar) ke cigarillos. “Ini perubahan gaya hidup."
Untuk meraih target itu, PTPN X akan mengintensifkan pemasaran ke Tiongkok. Selama ini, pengiriman dilakukan melalui perantara agen pedagang. Jika bisa dipasarkan secara langsung tanpa melalui agen, harga pembelian akan semakin baik. Jadi, petani bisa kian sejahtera. Kemasan pun akan diperbaiki. Pasar Tiongkok, tutur Guntaryo, meminta cerutu kecil dikemas dalam kotak dari seng. (Baca juga: Dahlan Minta PTPN X Akuisisi Perusahaan Edamame)
Ketua Konsorsium Pemasaran Tembakau Besuki Sugiyanto mengatakan kendala ekspor ke Tiongkok adalah sistem monopoli perdagangan tembakau. Sistem ini dikelola oleh State Tobacco Monopoly Administration (STMA). “Selama ini, hanya agen-agen perdagangan tembakau lokal yang diperbolehkan memasarkan produk di negara itu.”
Menurut dia, untuk memperluas pasar Tiongkok, kerja sama harus dijalin antar-pemerintah atau government-to-government. “Bukan lagi secara business-to-bussiness.” Konsorsium berupaya terus menjalin koordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk membantu pemasaran ke Tiongkok. (Baca juga: PTPN X Ekspor 80 Ton Buncis ke Jepang)
Pasar utama cigarillos PTPN X adalah Eropa. Memasuki tahun keenam, 240 juta batang cerutu kecil dikirim ke Eropa saban tahun. Negara peminatnya adalah Swiss, Jerman, Denmark, Belanda, Spanyol, Italia, dan Prancis. Pada 2015, target ekspor dinaikkan menjadi 300 juta cigarillos.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Berita Terpopuler
Hamdan Zoelva Tak Takut Pengerahan Massa Prabowo-Hatta
Fadel: Ical-Agung Laksono Akhirnya Bersepakat
Menebak Isi Hati Megawati di 17 Agustus
Prabowo: Kecurangan Pilpres Catatan Buruk Sejarah