TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya peredaran daging celeng yang sulit dibedakan dengan daging sapi di pasar, membuat masyarakat was-was membeli daging. Untuk mengurangi kecemasan, mereka disarankan untuk lebih baik membeli daging sapi di pasar modern, ketimbang pasar tradisional. (Baca di sini: Bagaimana Cara Mentan Awasi Daging Celeng?)
"Pasar modern dapat dimintai pertanggungjawaban bila mana daging yang telah dibeli ternyata celeng," kata pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi saat dihubungi Jumat 4 Juli 2014. (Lima Daerah Ini Pasok Daging Celeng ke Jakarta )
Selain menumbuhkan kewaspadaan masyarakat, YLKI juga meminta agar kepolisian dan Kementerian Perdagangan mengintensifkan pengawasan di pasar tradisional. Tempat ini dinilai menjadi sarang penjualan daging celeng. Bersamaan dengan itu, YLKI pun meminta agar pengawasan di gerbang distribusi daging celeng diperketat. "Salah satunya di pelabuhan Bakauheni, Lampung," kata Tulus.
Sebelumnya, Badan Karantina Kementerian Pertanian menemukan pola yang berulang dalam penyelundupan daging celeng dari Sumatera ke Jawa. Pemasok daging celeng di Sumatera biasanya meletakkan daging celeng 2-4 ton di warung kopi atau warung yang sudah tidak digunakan. Setelah itu, akan datang angkutan yang mengambil daging celeng tersebut. Pengangkut akan membawa daging celeng ke Jakarta melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung. (baca:Begini Modus Penyelundupan Daging Celeng)
Kepala Badan Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini mengatakan daging itu diselundupkan dari Sumatera. Pemasok daging celeng itu, ujar Banun, tersebar di lima wilayah di Sumatera. Kelimanya adalah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Lampung.
PERSIANA GALIH
Berita Terpopuler
#AkhirnyaMilihJokowi Jadi Trending Topic Dunia
Mega Soal Rustri ke Prabowo: Apa yang Kau Cari?
Penjelasan Soal Tunggakan Gaji Perusahaan Prabowo
Bintang Persib Tertipu Cewek Fiktif Rp 3,5 Miliar