TEMPO.CO, Jakarta - Yusni Emilia Harahap, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kementerian Pertanian, mengatakan ada lima komoditas pertanian yang dijadikan prioritas swasembada oleh pemerintah.
"Yang pertama adalah beras, jagung, kedelai, daging sapi, dan gula. Lima komoditas ini naik karena merupakan kebutuhan domestik terbesar," kata Yusni, ketika ditemui di kantornya, Senin, 23 Juni 2014. (Baca: Kementan Mimpi Swasembada Kedelai)
Impor itu perlu, kata dia, tapi berpatokan pada Food and Agriculture Organization (FAO). Lembaga itu menyebutkan apabila setiap negara maksimal 90 persen total seluruh kebutuhan domestiknya dapat dipenuhi sendiri atau 10 persennya masih tergantung pada impor, "Maka negara tersebut masih dapat dikatakan swasembada," kata Yusni.
Untuk komoditas beras jenis medium, kata Yusni, sebenarnya pemerintah Indonesia sudah tidak mengimpor sejak tahun 2013. Sebenarnya, dia melanjutkan, Indonesia sudah mampu produksi beras jenis medium, tidak perlu mengimpor.
"Tapi masalah distribusi dan volatilitas pasar, yakni kebutuhan dan keadaan suplai domestik, tentu menjadi pertimbangan. Kami juga terus berkoordinasi dengan Bulog," kata Yusni.
Sedangkan untuk beras jenis premium, ucap Yusni, sebenarnya itu lebih segmented karena ada orang asing di Indonesia, seperti Jepang dan semacamnya, yang memang sawah kita tidak memproduksi beras jenis itu.
Pada komoditas jagung, kata Yusni, target swasembada kita sudah tercapai.
"Untuk kedelai, lahan kita sudah mampu memenuhi lebih dari 60 persen kebutuhan kedelai domestik. Tapi kualitasnya memang perlu ditingkatkan," kata Yusni. (Baca: Jagal Sapi Ragu Bisa Swasembada Sapi)
RIDHO JUN PRASETYO
Berita Lain
Sting Tak Akan Wariskan Harta kepada Anaknya
SIMAK UI, Kedokteran dan Hukum Jadi Favorit
Kirim Surat ke Google, Bocah Minta Ayahnya Libur