TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono mengatakan target swasembada kedelai merupakan pencapaian yang sulit. “Target realisasi kedelai sebesar 1,5 juta ton tidak tercapai sehingga kami terus merevisi target itu,” kata Suswono dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional di Kementerian Pertanian, Selasa, 13 Mei 2014.
Menurut Suswono, kebutuhan kedelai nasional saat ini sekitar 2 juta ton, sedangkan produksi kedelai dalam negeri hanya mampu mencukupi sekitar 1,2 juta ton. “Jalan satu-satunya yakni impor kedelai karena produksi dalam negeri yang tidak cukup,” katanya.
Saat ini Kementerian Pertanian mengandalkan impor kedelai dari Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Malaysia, dan Myanmar. Kesulitan memenuhi target swasembada kedelai ini disebabkan dua faktor mendasar.
Pertama, meningkatnya aksi konversi lahan sehingga membuat produktivitas petani kedelai menurun. Kedua, perubahan iklim yang ekstrem sehingga menciptakan ketidakpastian panen bagi petani. “Dua faktor itu yang menjadi catatan Kementerian Pertanian dalam menyikapi kegagalan swasembada kedelai,” kata Suswono.
Pendapat berbeda diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Petani Kedelai Kabupaten Bima Burhan A.M.D. yang mengutarakan bahwa faktor utama kegagalan mencapai swasembada kedelai adalah minat petani yang terbilang kecil untuk menanam kedelai karena harga jual rendah. “Pemerintah juga berperan karena keran arus impor kedelai yang terus dibuka sehingga harga kedelai rendah, lalu petani kehilangan minat menanamnya,” kata Burhan.
Dia menambahkan, proses distribusi benih kedelai ke daerah-daerah juga menjadi hambatan. “Contohnya kemarin, Aceh minta benih kedelai ke Kabupaten Bima. Jaraknya yang cukup jauh membuat pemerataan benih jadi sulit terwujud. Padahal petani kedelai itu banyak di daerah.”
RAYMUNDUS RIKANG R.W
Berita Terpopuler:
Hatta Jadi Cawapres Prabowo, PKS Legawa
Gaya Wali Kota Risma Memperbaiki Taman Bungkul
Bank Mandiri Bantah Ada Pembobolan ATM
Game Nintendo Digugat Kaum Gay