TEMPO.CO , Jakarta:Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk. Penggabungan sangat diperlukan untuk mengangkat backlog perumahan yang terus meningkat.
“Penguatan modal dan pendanaan BTN akan membantu mengatasi kebutuhan rumah yang terus meningkat akibat melonjaknya kelompok usia muda dan kelas menengah,” kata Ketua Kadin Bidang Perbankan Rosan P. Roslani kepada Tempo, di Jakarta, Rabu 23 April 2014. (Baca:Asosiasi Pengembang Perumahan Tolak Akuisisi BTN)
Menurut Roslan, sebagai bank yang fokus di sektor perumahan, BTN sangat penting untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi rakyat Indonesia. Namun, kondisi BTN hingga saat ini tidak mampu untuk membiayai kebutuhan rumah yang semakin besar. Bahkan akibat modal dan pendanaan yang terbatas, ruang pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) kian mengecil.
Seperti diketahui, saat ini modal BTN hanya sekitar Rp 11,5 triliun dengan loan to deposit (LDR) lebih dari 104 persen. Adapun lebih dari 55 persen Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana mahal, sehingga tingkat suku bunga KPR pun tinggi.
"Akuisisi BTN oleh Bank Mandiri dapat menjadi solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi BTN dan pembiayaan perumahaan," kata Rosan. "Karyawan BTN juga tidak perlu khawatir karena akuisisi ini tidak akan mengubah struktur." (Baca:Jadi Anak Bank Mandiri, Modal BTN Bakal Lancar)
Sesuai sensus perumahan 2010, backlog perumahan sudah mencapai 13,6 juta unit. Dengan asumsi kebutuhan rumah per tahun sebanyak 800 ribu unit dan hanya 400 ribu unit yang mampu dibiayai, maka dalam 20 tahun ke depan akan terjadi backlog perumahan hingga mencapai 21,6 juta rumah.
Selain itu, menurut Rosan, konsolidasi perbankan sangat dibutuhkan untuk memperkuat daya saing bank nasional menghadapi persaingan dengan bank asing, baik di pasar domestik maupun international. Penguatan bank BUMN melalui konsolidasi bank-bank BUMN juga sangat dibutuhkan untuk menjadi lokomotif penggerak ekonomi nasional. (Baca:Diakuisisi Mandiri, BTN Makin Rajai Kredit Properti)
Konsolidasi BTN dan Mandiri dianggap sebagai momentum yang tepat untuk melahirkan bank yang besar, kuat dan memiliki daya saing untuk berbagai segmen pasar. Dengan menjadi anak perusahaan Bank Mandiri yang didukung modal kuat, pendanaan besar dan jaringan yang luas, nantinya BTN akan memiliki ruang untuk bisa berkembang dan memaksimalkan potensi pasar perumahan yang semakin besar.
"Indonesia butuh bank yang besar dan kuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong ekonomi nasional agar tumbuh semakin tinggi. Konsolidasi ini juga dibutuhkan agar bank kita bisa menjadi pemain utama di dalam negeri dan ASEAN," kata Rosan.
RACHMA TW
Terpopuler
Soal Arloji, Media Singapura Serang Moeldoko
SBY Kaget Hadi Poernomo Jadi Tersangka
Eko Patrio dan Muhaimin Keok di Kota Madiun
Korupsi E-KTP, KPK Geledah Ditjen Kependudukan