TEMPO.CO , Jakarta:Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memastikan, tidak akan mengubah kebijakan moneter ketat dengan menaikan suku bunga acuan bank sentral (BI Rate). "Semua tergantung data dan fakta yang akan dibahas pada Rapat Dewan Gubernur besok," kata dia, Rabu, 12 Maret 2014.
Agus mengakui saat ini kondisi inflasi sudah cukup membaik dengan realisasi inflasi hingga Februari 7,75 persen. "Inflasi Maret akan lebih baik dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir. Overall secara umum perkembangan inflasi seperti dalam track normal, 4,5 persen plus minus satu,," ujarnya. (baca:Rupiah Diperkirakan Menguat Terbatas)
Namun, dia mengatakan harus tetap waspada adanya infalsi dari administered price dari harga jasa maupun komoditas yang dikendalikan pemerintah.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Februari 2014 sebesar 0,26 persen. Inflasi ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar 0,75 persen. Menurut data BPS, andil inflasi kelompok pengeluaran terhadap inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,08 persen.
Selain itu, kelompok bahan makanan sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,04 persen; dan kelompok sandang 0,04 persen. Sedangkan andil inflasi terendah terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.
BPS melaporkan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks kelompok pengeluaran sandang 0,57 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,43 persen; dan kelompok bahan makanan 0,36 persen.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Terpopuler
- Telepon Penumpang Malaysia Airlines Aktif
- Lenovo Giat Pasarkan Perangkat All-in-One
- Tiga Hal yang Mengungkap Pembunuh Ade Sara