TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya data ekspor Cina menjadi sentimen negatif yang melanda bursa regional Asia, termasuk Indonesia. Tekanan jual yang terjadi di bursa Asia membuat indeks gagal kembali menguji level 4.700.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia terkoreksi 8,64 poin (0,18 persen) ke level 4.677,246 pada Senin, 10 Maret 2014. Analis dari PT Universal Broker Indonesia, Alwi Asegaf, mengatakan pelaku pasar kembali mengkhawatirkan potensi perlambatan ekonomi Cina setelah data ekonominya dirilis di bawah ekspektasi. "Momentum negatif itu kemudian dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk merealisasi keuntungan." (Baca: Ekspor Cina Melambat, Investor Ambil Untung ).
Ekspor Cina pada Februari tercatat defisit US$ 22,9 miliar, jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami surplus US$ 31,9 miliar. Angka ini pun lebih kecil dari perkiraan ekonom, yakni surplus US$ 14,5 miliar. Situasi ini diperburuk oleh data neraca transaksi berjalan Jepang yang kembali mencatat defisit pada Januari.
Menurut Alwi, saham-saham perbankan menjadi sasaran aksi ambil untung karena dinilai sudah mahal. Reli penguatan yang terjadi pada saham-saham perbankan sejak awal tahun telah mengantarkan IHSG ke level saat ini. "Karena itu, wajar bila aksi ambil untung terjadi pada saham-saham seperti Bank BRI, Bank Mandiri, atau Bank BCA." (Baca: Indeks Saham Diperkirakan Fluktuatif ).
Meski demikian, Alwi meyakini tekanan jual pada saham perbankan tidak akan berlangsung lama. Sebab, belum ada alasan bagi Bank Indonesia untuk kembali menaikkan suku bunga karena rupiah mulai stabil pada kisaran 11.400 per dolar. Sentimen ini juga akan berdampak positif bagi saham-saham yang berkaitan dengan rupiah dan suku bunga, seperti properti dan saham otomotif.
Hari ini, Selasa, 11 Maret 2014, indeks diperkirakan berada pada kisaran 4.654-4.708 dengan kecenderungan konsolidatif. Tren pergerakan indeks masih akan positif asalkan tidak ditutup di bawah level 4.620. Alwi menyarankan investor untuk memperhatikan saham Astra International, Indofood, dan saham-saham properti. "Sementara Bank BRI dan Bank Mandiri disarankan beli pada harga rendah," kata Alwi.
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Akal Bulus Sejoli Pembunuh Ade Sara
Potongan Bodi Malaysia Airlines Ditemukan
Sejoli Bersaing Siksa Ade Sara
Ada Eks Tim Sukses Jokowi Bermain di Busway Karatan?