TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan bank sentral Amerika (The Fed) memangkas lagi jumlah stimulus moneter memicu aksi jual pada hampir seluruh aset di pasar finansial global. Dalam pertemuan FOMC Meeting kemarin, The Fed memutuskan kembali mengurangi jumlah stimulus US$ 10 miliar. Artinya, program pembelian obligasi yang dilakukan The Fed kini tinggal US$ 65 miliar per bulan. Sebelumnya, pada pertemuan The Fed Desember 2013, jumlah stimulus telah dikurangi dari US$ 85 miliar menjadi US$ 75 miliar per bulan.
Bursa Amerika mengalami koreksi cukup signifikan pada perdagangan kemarin ketika Dow Jones melemah 1,19 persen ke level 15.738,79. Adapun indeks Nasdaq turun 1,14 persen ke 4.051,43, sementara S&P 500 melemah 1,02 persen ke 1.774,20.
Bursa regional Asia pun terpengaruh sejak pagi tadi. Hingga pukul 15.00 WIB, indeks Nikkei memimpin kejatuhan indeks regional dengan melemah 2,45 persen ke 15.007,06, disusul bursa India melemah 1,07 persen ke 20,426,14, dan bursa Shanghai melemah 0,82 persen ke 2.033,08.
Adapun indeks Jakarta melemah 0,61 persen ke level 4.390,36. Pembukaan bursa Eropa pada sore ini seperti FTSE 100 London, bursa Jerman, dan bursa Swiss juga melemah cukup tajam.
Di pasar uang, berkurangnya likuiditas membuat pelaku pasar melancarkan aksi jual dan memburu dolar. Seluruh mata uang kawasan Asia Pasifik takluk kepada dolar AS. Hingga pukul 15.00 WIB, won melemah paling tajam dengan depresiasi 1 persen ke 1.080,68 per dolar AS, disusul rupee melemah 0,55 persen menjadi 62,71 per dolar AS, dan rupiah turun 0,51 persen ke 12.228 per dolar AS.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah jenis Brent turun 0,07 persen ke US$ 107,77 per barel. Adapun harga emas melemah 0,20 persen ke US$ 1.258 per troy ounce.
PDAT | M. AZHAR
Berita Lain:
Hindari Sorotan, Hakim Vica Akan Ditarik ke Pengadilan Tinggi
Airin dan Atut Chosiyah Berebut Jadi Tuan Tanah
Mobil 'Wah' Adik Ratu Atut Ditaksir Rp 30 M
Mobil Berpelat Inisial Airin Ikut Disita KPK
BPPT Perangi Hujan di Jakarta Hari Ini