TEMPO.CO, Banyuwangi - Bosowa Group melalui anak perusahaannya, PT Misi Mulia Petronusa, Rabu, 22 Januari 2014, memulai pembangunan terminal liquefied petroleum gas (LPG), atau elpiji, di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur. Peletakan batu pertama industri senilai Rp 850 miliar tersebut dilakukan oleh Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat.
Terminal berkapasitas 10 ribu metrik ton itu diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan LPG di wilayah Jawa Timur bagian timur hingga Bali. Terminal dibangun di atas lahan 9,5 hektare dan akan beroperasi 2016 mendatang. "Industri ini diharapkan bisa membantu Pertamina mendistribusikan LPG di Indonesia kawasan timur," kata Hidayat.
Menurut dia, kebutuhan LPG meningkat 23 persen tiap tahun. Saat konversi dari minyak tanah ke gas dimulai tahun 2007, pasokan LPG hanya terserap 22 persen. Namun pada 2012 kebutuhan LPG untuk rumah tangga telah mencapai 79 persen. Selain rumah tangga, beberapa industri seperti industri makanan dan minuman telah beralih menggunakan gas.
PT Pertamina (Persero), kata Hidayat, selama ini membutuhkan keterlibatan swasta untuk berinvestasi membangun terminal LPG, terutama di kawasan Indonesia timur. "Pasokan ke kawasan Indonesia timur masih kurang," ujarnya tanpa merinci seberapa besar kekurangan tersebut.
CEO Bosowa Corp, Erwin Aksa, mengatakan terminal LPG di Banyuwangi ini merupakan terminal LPG kedua yang dibangun Bosowa Group. Terminal pertama telah dibangun di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Desember 2013 lalu melalui anak usahanya, PT Bosowa Duta Energasindo, dengan kapasitas 10.000 metrik ton.
Menurut Erwin, selama ini hambatan untuk mengkonversikan 20 juta pengguna minyak tanah ke gas antara lain masih minimnya ketersedian terminal LPG. Oleh karena itu, Bosowa Group bekerja sama dengan PT Pertamina akan membangun dua terminal LPG di kawasan Indonesia timur.
Bosowa Group memilih Banyuwangi karena sudah 12 tahun menempatkan bisnisnya di kabupaten paling ujung di wilayah timur Jawa ini. Awalnya, Bosowa hanya membangun silo, atau gudang pendistribusian semen untuk Banyuwangi, Bali, dan sekitarnya. Kemudian pada 2013, Bosowa berinvestasi Rp 800 miliar untuk membangun pabrik semen yang akan beroperasi pertengahan 2014 ini. Lokasi pabrik semen ini berdampingan dengan terminal LPG. "Jadi investasi dua industri kami hampir Rp 2 triliun," kata dia. Seluruh pembiayaan berasal dari Bank Mega.
IKA NINGTYAS