TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan memaklumi bila ada maskapai yang menyatakan belum siap terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Namun, ia meminta agar para maskapai tidak menyalahkan pemerintah. "Yang penting tidak menyalahkan negara. Bahwa negara sudah menyediakan, namun mereka belum siap, kami memaklumi," kata dia di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 7 Januari 2014.
Ia mengerti bahwa tidak mudah bagi maskapai untuk memindahkan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Halim. Ia pun tidak mau memaksa para maskapai. Sebab, mereka harus memindahkan tenaga dan sistem. "Tapi, kalau mereka mau antre seperti sekarang di Bandara Soekarno-Hatta, ya, silahkan."
Menurut rencana, mulai 10 Januari 2014, Bandara Halim akan dibuka secara komersial. Kementerian Perhubungan menyatakan, hingga saat ini, baru tiga maskapai penerbangan yang berminat mengalihkan rute penerbangannya dari Bandara Soekarno-Hatta ke Halim Perdanakusuma.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti Singayuda Gumay sempat menyebutkan ada tiga maskapai yang menyatakan minatnya. "Lion Air tidak jadi. Yang masih mau Garuda, Citilink, dan AirAsia," katanya.
Pemerintah, menurut Herry, tak mempersoalkan jumlah maskapai yang berminat pindah ke Bandara Halim. Sebab, kapasitas bandara ini juga terbatas. "Kalaupun cuma ada tiga maskapai, tidak apa-apa. Tidak mungkin semua di sana, Halim kan terbatas," kata Herry.
Juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang Ervan, menyatakan kriteria yang harus dipenuhi maskapai yang ingin beroperasi di Bandara Halim adalah ukuran pesawat setara dengan tipe 737-800 dan 737-900 ER. Selain itu, Halim hanya melayani penerbangan langsung dan bukan transit. Satu syarat lagi, penerbangannya adalah rute yang bersifat dialihkan, bukan rute baru.
ANANDA PUTRI