TEMPO.CO, Jakarta - Di sela pertemuan para menteri negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Menteri Perdagangan Gita Wirjawan; Menteri Perindustrian M.S. Hidayat; dan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan, Yoon Sang-Jick, melakukan pertemuan intensif. Mereka ingin menentukan penyelesaian dan tindak lanjut perundingan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).
"Indonesia dan Korea saling mendukung dan bertekad untuk segera menyelesaikan perundingan IK-CEPA," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam siaran pers yang diterima Kamis, 5 Desember 2013. Dukungan penyelesaian IK-CEPA juga telah ditekankan oleh kepala negara kedua negara pada bulan Oktober 2013 di Jakarta.
Kerja sama IK-CEPA yang dimulai sejak tahun 2012 kini telah memasuki putaran perundingan keenam. Perundingan ini mencakup perluasan akses pasar ke dan dari kedua negara, peningkatan investasi dan fasilitasi perdagangan, serta pengembangan kapasitas industri Korea ke Indonesia. "Kami secara intensif telah membicarakan langkah-langkah dan upaya agar Korea dapat segera meningkatkan investasinya di Indonesia, terutama di bidang industri otomotif, elektronik, dan petrokimia," kata Gita.
Kedua pihak, kata Gita, akan segera membentuk forum investasi antara pemerintah dan pengusaha Indonesia dan Korea di Indonesia. Forum tersebut akan dipayungi secara legal dan diharapkan dapat menjadi salah satu pilar untuk mendorong penyelesaian perundingan IK-CEPA. "Kesepakatan IK-CEPA akan menjadi payung kerja sama bagi kedua negara dalam mewujudkan upaya peningkatan perdagangan barang dan jasa serta investasi antar keduanya. Tentunya itu harus didukung oleh kerja sama investasi dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia," ujarnya.
Lebih lanjut, Gita mengungkapkan bahwa pemerintah Korea telah menegaskan kembali komitmennya untuk mendorong dan memastikan rencana investasi Korea ke Indonesia, khususnya pada sektor produk otomotif, elektronik, dan petrokimia.
PINGIT ARIA