TEMPO.CO, Pemalang - Mahalnya harga kedelai ternyata juga berdampak pada harga sapi. “Sejak harga kedelai mahal, kami tidak bisa buat pakan fermentasi,” kata Kasno, 28 tahun, salah seorang peternak sapi di Pasar Hewan Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Senin, 7 Oktober 2013.
Peternak asal Desa Suru, Kecamatan Bantarbolang, itu mengatakan pakan fermentasi dibuat dari adonan jerami, air, ampas tahu, dan bekatul. Perbandingannya, tiap 1 kuintal jerami dicampur 25 kilogram ampas tahu dan 5 kilogram bekatul.
Setelah disimpan selama sepekan, pakan fermentasi itu baru diberikan ke sapi. Kandungan protein dari pakan fermentasi diyakini lebih tinggi dari jerami biasa. Selain itu, pakan fermentasi lebih mudah dicerna dan digemari sapi karena beraroma harum.
Saat harga kedelai masih Rp 7.000 per kilogram, harga satu kantong ampas tahu seberat 25 kilogram sekitar Rp 20 ribu. Setelah harga kedelai terus merangkak naik hingga Rp 9.000 per kilogram, harga satu kantong ampas tahu jadi Rp 25 ribu. Sedangkan harga bekatul Rp 1.500 per kilogram.
“Satu kuintal jerami fermentasi itu habis dalam satu hari untuk dua sampai tiga ekor sapi,” ujar Kasno. Karena ampas tahu mahal, Kasno dan sebagian peternak sapi di Kecamatan Bantarbolang memilih memberi pakan jerami biasa untuk sapinya.
Menurut peternak sapi asal Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Ali Fahmi, 40 tahun, pakan fermentasi membuat sapi jadi gemuk dan sehat. “Menjelang Idul Adha, harga sapi fermentasi bisa melonjak dari Rp 12 juta jadi Rp 18 juta per ekor,” ujar Ali di Pasar Hewan Randudongkal. Sedangkan harga sapi yang pakannya jerami biasa hanya naik dari Rp 12 juta jadi Rp 15 juta per ekor.
Adapun peternak sapi lain dari Desa Suru, Agus Fauzi, 40 tahun, mengatakan pakan fermentasi harus diselang-seling dengan jerami biasa. “Kalau terus dikasih pakan fermentasi, sapi bisa buta,” ujarnya.
Di Kabupaten Tegal, Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) mulai mengecek pasar hewan menjelang Idul Adha. “Di Pasar Hewan Curug, rata-rata sapinya sehat dan siap untuk hewan kurban,” kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan, Abdi Manaf, saat dihubungi via telepon, Senin siang.
Selain oleh DKPP, pengecekan sapi untuk hewan kurban juga dilakukan oleh para mantri hewan di tiap kecamatan. “Selain mengecek umur dan kesehatan hewan, mantri hewan juga memberikan penyuluhan cara menjegal sapi yang baik dan benar,” kata Abdi.
DINDA LEO LISTY