TEMPO.CO, Bali - Pekan Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) di Bali diwarnai pertemuan Dewan Penasihat Bisnis APEC (APEC Bussiness Advisory Council/ABAC). Para pebisnis dari 21 anggota APEC ini bertemu untuk menyiapkan sejumlah rekomendasi yang akan disampaikan kepada para pemimpin APEC, yang akan menggelar pertemuan puncak pada 7-8 Oktober 2013.
Ketua ABAC, Wishnu Wardahana menyatakan, forum ini sudah menyiapkan pokok-pokok rekomendasi kepada para pemimpin negara mereka. Pokok-pokok ini sudah mereka rumuskan pada pertemuan persiapan KTT APEC di Kyoto, Jepang, Juli lalu. "Dalam diskusi tiga hari ke depan ini kami akan mematangkan semuanya," kata Whisnu saat membuka ABAC Forum di Ayana Resort and Spa, Jimbaran, Bali, 2 Oktober 2013.
Menurut Wishnu, rekomendasi ABAC akan disampaikan pada para pemimpin negara APEC dalam suatu dialog khusus di Sofitel, Nusa Dua, pada 7 Oktober mendatang.
Salah satu pokok rekomendasi yang akan disampaikan, kata Wishnu, adalah mempercepat liberalisasi perdagangan dan investasi global. ABAC meyakini motor utama liberalisasi perdagangan adalah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang selama ini berjuang menuntaskan rangkaian perundingan untuk membuat aturan yang menjamin perdagangan bebas --yang dikenal dengan nama Putaran Doha.
ABAC berharap agar APEC menunjukkan kepemimpinan untuk membangun dan mempromosikan kembali Putaran Doha, yang akan kembali dibicarakan pada pertemuan tingkat menteri WTO di Bali pada Desember 2013 mendatang.
Pokok lain yang dibahas ABAC untuk disampaikan kepada para pemimpin APEC pada pertemuan di Bali kali ini adalah perlunya regulasi yang transparan dan jelas. Studi dari Pacific Economic Cooperation Council (PECC) pada 2012 menyoroti kurangnya transparansi regulasi menjadi isu yang paling menantang dalam mewujudkan kesepakatan dagang bebas di kawasan ini.
Peningkatan investasi dan pembangunan infrastruktur juga akan menjadi perhatian bagi kalangan pebisnis APEC. Mereka berharap para anggota APEC membuat suatu standar evaluasi dalam pemenuhan pembangunan infrastruktur. "Kami juga berharap agar swasta dapat diberikan porsi yang lebih besar untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur," katanya.
Dukungan modal bagi pelaku usaha kecil dan menengah turut dibicarakan dalam pertemuan ABAC di Bali. Solusi baru pembiayaan bagi UMKM diperlukan untuk mempersempit jurang kredit bagi UMKM di Asia Pasifik. Begitu pula pelibatan kaum perempuan dalam ekonomi juga menjadi perhatian serius yang akan dibahas para anggota ABAC.
ABAC merupakan suara resmi dari kalangan pebisnis APEC. Forum ini melibatkan para pemimpin bisnis dari 21 anggota APEC yang dipilih secara resmi oleh kepala pemerintah masing-masing. Tiap negara mengirim tiga delegasi utama dan tiga delegasi pengganti. Mereka bertugas mengidentifikasi prioritas-prioritas kebijakan dan isu-isu krusial dari sektor bisnis untuk mencapai kerja sama ekonomi yang lebih erat di kawasan Asia Pasifik.
Tahun ini ABAC diketuai delegasi dari Indonesia, yaitu Wishnu Wardahana, yang merupakan Direktur Indika Energy. Selain Wishnu, delegasi ABAC dari Indonesia adalah Anindya Novyan Bakrie (Chairman Bakrie Global Ventura), Karen Agustiawan (Presiden Direktur Pertamina), Gatot Suwondo (Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia), Arief Yahya (Direktur Utama Telkom), dan Erwin Aksa (Direktr Utama Bosowa Group).
PINGIT ARIA
Topik Terhangat
Edsus Lekra | Senjata Penembak Polisi | Mobil Murah | Info Haji | Kontroversi Ruhut Sitompul
Berita Terpopuler
Ahok: Jangan Coba Ubah Pancasila
Holly Angela Ditemukan dengan Tangan Terikat
Benget, Pembunuh Sadis Istrinya Sendiri, Tewas?
Ada Kesengajaan Insiden Lion Air di Manado?
TNI Tertarik Kecanggihan Kapal Selam Rusia