TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Jero Wacik mengatakan pemerintah berencana memberikan subsidi untuk Bahan Bakar Gas (BBG).
Subsidi tersebut, kata Jero, sangat penting untuk mendorong penggunaan gas sekaligus menghemat tunjangan pemerintah untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). "Nilainya sedang kami hitung," kata dia di sela kampanye penggunaan BBG untuk kendaraan operasional militer di Markas Besar TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin 2 September 2013.
Saat ini harga BBG rata-rata mencapai Rp 4 ribu per liter. Harganya jauh lebih murah ketimbang BBM bersubsidi yang sudah mencapai Rp 6.500. Namun penggunaan BBG masih langka lantaran infrastruktur yang mahal. Mobil atau sepeda motor yang akan mengonsumsi BBG harus dilengkapi alat penyesuai bahan bakar (konverter kit) seharga Rp 15 juta. Untuk itu pemerintah menilai subsidi diperlukan untuk merangsang konsumsi BBG.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan pengunaan BBG bakar diberlakukan kepada perusahaan taksi. Menurut dia penerapan aturan penggunaan BBG untuk taksi akan didorong oleh pemerintah daerah. "Ini adalah bagian dari program penggunaan energi ramah lingkungan atau Program Langit Biru," ujarnya.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan penggunaan BBG adalah bentuk dukung militer terhadap kebijakan pemerintah untuk mengurangi konsumsi BBM. Markas Besar TNI, kata dia, sudah memasang 500 unit conventer kit dalam kendaraan dinas. "Namun belum dipasang untk kendaraan tempur," katanya.
ERWAN HERMAWAN
Topik terhangat: Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung | Rupiah Loyo
Berita terpopuler:
5 Bintang yang Berakhir Jadi Gelandangan
Briptu Rani: Keramahan Saya Disalahartikan
Jusuf Kalla: Jokowi Harus Nyapres
Sengman Pernah Hadir ke Wisuda Anak SBY?
Relokasi Blok G Cepat, Jokowi Tungguin Tukang Cat