TEMPO.CO , Jakarta: PT Pertamina (persero) hingga kini belum bisa mulai mendistribusikan minyak melalui pipa dari Tempino di Jambi ke Plaju di Sumatera Selatan. Penghentian distribusi itu berpotensi mengrangi penerimaan Negara dari produksi minyak terangkut (lifting) sebanyak 12.000 barel per hari itu.
"Penurunan lifting minyak ini akan sedikit mengganggu, kami prediksikan sekitar 12.000 barel per hari," kata Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan dalam acara sahur bersama Pertamina pada Ahad, 28 Juli 2013.
Karen mengaku, pencurian minyak yang semakin marak telah disampaikan melalui surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hanya, hingga saat ini SBY belum merespon resmi. "Kami sedang menunggu, yang penting kami sudah melakukan semuanya," kata dia.
Kendati demikian, ia tetap menjamin pasokan minyak ke wilayah Sumatera Selatan tetap berjalan. "Pasokan BBM kami jamin aman di daerah situ," ujarnya.
Juru bicara Pertamina Ali Mundakir mengatakan, distribusi minyak baru akan dilanjutkan kembali jika sudah ada jaminan keamanan dari pihak aparat penegak hukum, baik Kepolisian Republik Indonesia dan TNI. Sebab, penjarahan minyak sudah masif. "Mereka sampai menggali tanah, dibikin seperti gua (di bawah tanah), dan mengambil minyak dari pipa," ujar Ali.
Pemerintah dan para penegak hukum menurut dia, harus bisa mengambil tindakan. "Negara tidak boleh kalah terhadap pemboran yang tidak bertanggung jawab. Yang bisa dilakukan Pertamina hanya terpaksa menyetop kegiatan operasional, karena kalau dibiarkan saja (minyak) hilang dengan percuma," ujarnya.
Kemarin, Pertamina menetapkan status darurat untuk jalur distribusi minyak melalui pipa Tempino-Plaju. Untuk sementara, pasokan minyak melalui pipa ke kilang Plaju dihentikan sejak Rabu, 24 Juli 2013.
Direktur Utama Pertagas, Gunung Sardjono Hadi mengatakan aksi pencurian minyak diperkirakan sudah berlangsung sejak 17-24 Juli 2013 di 17 lokasi. Pencuri melakukan aksinya dengan melubangi pipa utama berukuran 8 inci, kemudian disambungkan dengan pipa kecil (tapping). Selama sepekan itu, total minyak yang hilang akibat dicuri mencapai 39 ribu barel atau senilai Rp 39 miliar.
Pipa Tempino-Plaju dengan investasi US$ 71 juta ini sebenarnya baru beroperasi pada 17 Juli 2013. Pipa ini termasuk baru dengan sistem pemasangan ditanam pada kedalaman 1,5-2 meter, namun pencurian tetap saja terjadi.
AYU PRIMA SANDI
Topik Terhangat
Gempuran Buku Porno| Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Bursa Capres 2014