TEMPO.CO, Jakarta - PT. Total E&P Indonesie menunda sejumlah proyek pengembangan produksi Blok Mahakam Kalimantan Timur. Langkah ini diambil sambil menunggu hasil renegosiasi kontrak yang akan berakhir pada 2017.
Menurut juru bicara Total, Kristanto Hartadi, beberapa proyek yang ditunda yakni lapangan Tunu Phase 13E dan Peciko Phase 9. Proyek tersebut harus ditunda lantaran memakan waktu 3 hingga 4 tahun, bertepatan dengan habisnya masa kontrak Total di Blok Mahakam.
Hingga saat ini, kata Kristanto, belum ada yang mengetahui siapa yang akan mengelola Blok Mahakam pada periode kontrak selanjutnya. "Kami belum tahu duit siapa yang bakal dipertaruhkan di situ," kata dia dalam surat elektronik kepada Tempo, Selasa 9 Juli 2013.
Kendati demikian, Kristanto mengatakan Total akan tetap melaksanakan dua proyek lain pada 2014-2015. Dua proyek tersebut adalah pengembangan lapangan Peciko 7B pada semester 1 2014 dan proyek lapangan South Mahakam 3 yang dimulai pada semester II 2015.
Pengembangan South Mahakam 3 akan menghasilkan gas sebanyak 250 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). "Lapangan itu terdiri dari 4 platform, yakni Main Stupa, East Mandu, West Stupa, serta Jempang - Metulang/SMK3," ujarnya.
Saat ini pengembangan lapangan South Mahakam 3 tengah berlangsung. Para kontraktor yang digandeng Total yakni PT Meindo Elang Indah yang menggarap pembangunan berbagai fasilitas permukaan serta PT Rajawali Swiber Cakrawala yang menggarap pemipaan.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pengatur Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), rata-rata produksi gas bumi Total mencapai 1703 MMSCFD, lebiuh rendah dari target sebesar 1.706 MMSCFD. Produksi minyak bumi dan kondensat pada semester pertama 2013 mencapai 69,4 ribu barel per hari, kurang dari target 71,2 ribu barel per hari.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler: