TEMPO.CO, Jakarta - Negara di kawasan Timur Tengah, Sudan mengungkapkan ketertarikan mereka untuk memasok daging ke Indonesia. Hal ini diungkapkan Menteri Perikanan dan Peternakan Sudan Faisal Hassan Ibrahim kepada Menteri Pertanian RI Suswono dalam pertemuan bilateral di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 3 Juli 2013.
Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan Sudam cukup berkembang dalam bidang peternakan. Banun menjelaskan populasi sapi mencapai 29 juta ekor, populasi kambing 30 juta ekor dan domba 26 juta ekor.
"Mereka (Sudan) punya stok 29 juta ekor sapi yang siap dilempar ke pasar, sementara Indonesia hanya separuhnya ya. Kita perlu tambahan populasi itu," kata Banun ketika ditemui wartawan usai pertemuan di Kementerian Pertanian, Rabu, 3 Juli 2013.
Meskipun demikian, Banun mengatakan penawaran pasokan daging ini tidak langsung disetujui pemerintah Indonesia. Soalnya, Indonesia menganut sistem country base untuk importasi hewan yang berarti negara eksportir harus sudah bebas dari penyakit ternak.
Hal ini berbeda dengan sistem zona base yang berarti mengizinkan impor ternak dari wilayah tertentu di suatu negara yang dinyatakan bebas penyakit ternak seperti penyakit kuku dan mulut. "Sudan masih di zona tertentu saja yang sudah bebas (penyakit ternak). Sementara Indonesia kan country base. Jadi mereka harus kerja keras menyesuaikan secara country base," kata Banun.
Selain kerja sama di bidang peternakan, Banun mengungkapkan kedua negara juga ingin menindaklanjuti perjanjian bilateral di bidang pertanian. Misalnya pengembangan budidaya padi di Sudan.
"Sudan punya lahan cukup luas, tetapi kemampuan produksi kurang. Jadi, Indonesia akan mengirimkan ahli padi atau peneliti padi untuk membantu mereka berproduksi lebih baik," kata Banun.
Sementara di bidang karantina, Banun mengatakan kedua negara telah melakukan kerja sama. Pada Mei 2013 misalnya petugas karantina Sudan dikirim untuk pelatihan di instalasi pelatihan karantina di Cikarang, Jawa Barat. Selain itu, pihak Sudan juga mengundang pihak karantina Indonesia untuk menyelesaikan masalah penyakit mulut dan kuku.
BERNADETTE CHRISTINA
Berita Terkait:
Dari Mana Asal Virus H7N9?
Vaksin Telat, Peternak Itik Sudah Rugi Rp 115 M
Larangan Impor Unggas dari Cina Dilanjutkan
Pemerintah Pantau Terus Penyebaran Virus H7N9
Flu Burung Mulai Renggut Korban Warga Taiwan