TEMPO.CO, Jakarta -Meski anggaran pengadaan converter kit untuk kendaraan pribadi tak kunjung jelas, PT Pertamina (Persero) justru berminat berekspansi di bidang infrastruktur gas transportasi. BUMN ini berencana membangun 7 unit stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di DKI Jakarta tahun ini dengan dana internal perseroan.
Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto mengatakan investasi ini bertujuan untuk menangkap peluang pasar kebutuhan gas armada bus Transjakarta. Pemda DKI Jakarta menargetkan jumlah bus Transjakarta pada akhir 2013 akan mencapai 1.073 unit bus dari saat ini hanya 670 unit bus.
“Konsumsi bus Transjakarta itu paling besar. Daripada kami menunggu converter kit (untuk kendaraan pribadi), lebih baik kami bekerja sendiri untuk ini (melayani Transjakarta),” kata Hari ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 28 Mei 2013 malam.
Berdasarkan data Pertamina, saat ini terdapat 7 SPBG Pertamina di DKI Jakarta dengan total potensi penyaluran 5,6 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD) atau 5,1 juta liter setara premium (LSP). Sementara realisasi konsumsi baru mencapai 2,75 MMSCFD atau 2,43 juta LSP.
Ketujuh SPBG ini akan berlokasi di Pulogadung, Cililitan, Pluit, Pekayon, Kebon Nanas, Yos Sudarso, dan Abdul Muis. “Dua SPBG sudah confirmed (dibangun) dan 5 lagi masih menunggu proses FID (final investement decision),” kata Hari.
Hari mengakui dengan tambahan bus Transjakarta, 10 SPBG yang berada di Jakarta saat ini belum cukup untuk melayani kebutuhan. SPBG-SPBG baru Pertamina direncanakan akan beroperasi pada akhir 2013.
Namun Hari belum mau mengungkapkan jumlah dana yang disiapkan perusahaan untuk investasi 7 SPBG ini. Juru bicara Pertamina Ali Mundakir mengatakan untuk sebuah SPBG diperkirakan menelan dana Rp 70 miliar. “Satu SPBG kebutuhan dananya sekitar Rp 70 miliar, itu sudah termasuk dengan biaya lahan,” kata Ali ketika ditemui di tempat yang sama.
Tahun ini Pertamina juga akan mengembangkan infrastruktur gas untuk transportasi dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp 474 miliar. Anggaran ini rencananya untuk jaringan pipa sepanjang 22 kilometer, 2 SPBG online, 1 SPBG induk dan 2 unit pengisian bergerak (mobile refueling unit/MRU).
Konversi BBM ke BBG adalah salah satu cara yang dilakukan untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi. Tahun ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral diberikan anggaran untuk menyediakan infrastruktur berupa SPBG, sementara Kementerian Perindustrian diberikan anggaran untuk menyediakan converter kit.
Namun dalam APBNP 2013, Kementerian Perindustrian memangkas anggaran converter kit dari Rp 206 miliar menjadi Rp 106,5 miliar. Pemotongan anggaran dilakukan untuk penghematan anggaran karena defisit anggaran yang melebar akibat tekanan subsidi BBM yang membengkak. Kementerian Perindustrian memilih memangkas anggaran converter kit dengan alasan SPBG yang belum mencukupi.
BERNADETTE CHRISTINA
Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah