TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia di akhir pekan ini gagal bertahan di level 5.000. Aksi ambil untung yang dilakukan oleh para investor terhadap saham-saham unggulan yang menjadi penggerak bursa membuat penguatan indeks saham harus terhenti.
Pada perdagangan hari ini, Jumat, 19 April 2013, IHSG justru terkoreksi 14,177 poin (0,28 persen) ke level 4.998,461. Di sesi pertama sebenarnya indeks sempat menguat hingga ke posisi tertingginya di 5.023, seiring dengan menghijaunya bursa regional sebelum ditutup turun.
Analis dari PT Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih, mengatakan setelah indeks menguat dalam tiga hari beruntun dan mencapai rekor tertinggi baru, memang ada kencenderungan akan mengalami koreksi terlebih dahulu. Para pemodal memanfaatkan kondisi seperti ini untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diperoleh sebelumnya.
“Yang perlu diperhatikan adalah koreksinya berlebihan atau tidak. Sepanjang masih mampu bertahan di atas angka 4.950, tren indeks masih tetap bullish. Dan koreksi kali ini masih normal,” ucapnya.
Musim pembagian dividen dari para emiten masih menjadi penopang pergerakan indeks dalam jangka pendek. Adapun rencana kebijakan pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi juga tidak menjadi sentimen negatif di bursa karena akan dikenakan bagi kendaraan pribadi nantinya. “Hal ini terlihat dari investor asing yang masih mencatat pembelian bersih,” tuturnya.
Perekonomian Indonesia yang masih tumbuh di atas 6 persen masih menjadi pilihan bagi para investor asing untuk mengadu peruntungan di pasar finansial domestik. Imbal hasil yang cukup menggiurkan serta prospek ekonomi domestik yang masih bagus membuat aliran dana asing akan tetap masuk.
Di tengah melambatnya perekonomian Cina dan kawasan lainnya, dan bahkan kawasan Eropa sampai mengalami kontraksi akibat krisis utang yang berkepanjangan, membuat Indonesia akan tetap dilirik para pengelola dana. Tingginya inflasi di triwulan pertama sempat membuat investor cemas, ditambah lagi rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun, kenaikan inflasi sifatnya hanya termporer dan masih terkendali.
Saham yang berpindah tangan mencapai 6,78 miliar lembar, dengan nilai Rp 6,78 triliun, serta frekuensi 150,9 ribu kali transaksi. Harga 154 saham turun, 110 saham naik, serta 98 saham lainnya stagnan. Namun investor asing masih mencatat pembelian bersih Rp 247 miliar.
Sedangkan saham yang menahan laju indeks kali ini antara lain: Bank Mandiri (BMRI) terkoreksi 1,4 persen menjadi Rp 10.600, Astra International (ASII) turun 0,6 persen ke Rp 7.700, Perusahaan Gas Negara (PGAS) melemah 1,6 persen menjadi 6.050, serta Bank BTN (BBTN) juga susut 4,7 persen menjadi 1.610 per sahamnya.
Bursa regional sore ini ditutup positif. Bursa Hong Kong melonjak 2,33 persen, diikuti bursa Shanghai 2,14 persen, bursa Tokyo naik 0,73 persen, bursa Seoul naik 0,35 persen, serta bursa Australia juga menguat 0,24 persen.
VIVA B. K
Topik Hangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo
Berita Terpopuler:
Kena Gusur, Warga Waduk Pluit Marah kepada Jokowi
Begini Tampang Tersangka Bom Boston Sesuai CCTV
Lion Air Jatuh, Boeing Beri Penghargaan Pilot
Jokowi Dilarang 'Nyapres'
Jokowi Tak Suka Ujian Nasional