TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan jasa utilitas air asal Filipina, The Manila Water Company, Inc menyatakan masih menunggi izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait akuisisi 51 persen saham PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). “Kami belum mendapat izin dari Pemerintah DKI Jakarta untuk transaksi ini,” kata Investor Relations Manila Water Company, Patricia Carmen D. Pineda, dalam surat elektronik kepada Tempo, Senin, 26 Maret 2012.
Palyja adalah perusahaan pengelola dan distribusi air bersih di DKI Jakarta. Saat ini Palyja memiliki kontrak untuk mengelola air di sisi sebelah barat Kali Ciliwung, Jakarta hingga 2022. Rencanannya Manila Water Company akan membeli saham itu dari Suez Environnement perusahaan asal Prancis sebagai pemilik 51 persen saham Palyja. Sementara 49 persen saham sisanya dimiliki oleh PT Astratel Nusantara, salah satu anak usaha grup PT Astra International Tbk.
Pernyataan Manila Water Company dibenarkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ahok, sapaan akrabnya, mengatakan, Pemerintah DKI belum memberikan keputusan kepada siapa saham Palyja akan dijual. “Pada dasarnya kami setuju saham itu dijual, tapi dijual ke mana, belum ada keputusan,” ujarnya.
Pada 11 Maret lalu, beredar siaran pers yang dinyatakan bahwa Pemerintah DKI Jakarta setuju menjual saham Palyja dijual ke Manila Water Company. Dalam siaran pers tersebut juga mencatut nama Basuki yang berkomentar positif dan setuju saham diakuisisi oleh Manila Water Company. Namun Basuki membantah pernah memberikan pernyataan dalam siaran pers tersebut. “Saya tidak pernah kirim siaran pers seperti itu,” katanya.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI