TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memperbanyak jumlah unit stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di sejumlah wilayah. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Umi Asngadah, mengatakan pembangunan SPBG tidak hanya fokus di wilayah Jabodetabek, melainkan juga di luar daerah.
Saat ini, kata Umi, SPBG yang telah terbangun di Jakarta yaitu sembian unit, Palembang lima unit, dan Surabaya empat unit. Namun, tidak semua SPBG menyediakan alat konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). "Seperti di Palembang, tidak ada converter kit-nya," kata Umi, di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2013.
Tahun ini, ia menambahkan, pemerintah sudah menganggarkan dana dari APBN 2013 sebesar Rp 474 miliar untuk pembangunan infrastruktur gas. Ditambah dana optimalisasi program konversi BBG sebesar Rp 127 miliar. "Tahun ini pemerintah akan tambah sembilan SPBG dengan APBN. Jadi, jumlahnya tahun ini untuk Jabodetabek akan ada 20 unit. Pertamina juga bangun dengan dana sendiri dua unit," katanya,
Alokasi gas untuk SPBG Jabodetabek sebesar 23,1 juta kaki kubik per hari (mmscfd), di Palembang sebesar 10,2 mmscfd, dan 2,2 mmscfd untuk wilayah Surabaya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Edy Hermantoro, mengatakan pembangunan SPBG tersebut guna merealisasikan konversi BBM ke BBG. Pada tahun ini pemerintah sudah harus menyiapkan dan memasang 4.000 converter ditambah 1.000 converter kit untuk nelayan, serta tambahan corventer kit dari Kementerian Perindustrian sebanyak 10.000 unit.
Selain membangun SPBG di tempat umum, Kementerian ESDM juga akan menggandeng perusahaan taksi untuk membangun SPBG di pul-nya dan meminta beberapa kementerian untuk membangun SPBG di kantornya.
ROSALINA