TEMPO.CO, Jakarta -PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, membukukan laba bersih sebesar Rp 580,55 miliar atau naik 79,71 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 323,05 miliar. Ini membuat saham produsen makanan olahan itu dinilai layak beli (buy). "Japfa ada di daftar beli. Kami memperkirakan pendapatan perusahaan akan kuat di kuartal berikutnya," kata analis Bahana Securities, Aditya Eka Prakasa, di Jakarta, Selasa 25 September 2012.
Aditya merekomendasikan beli untuk saham Japfa di harga Rp 5.100. Pada perdagangan Selasa 25 September 2012, saham dengan kode efek JPFA naik 400 poin atau 8,94 persen ke level Rp 4.875 per saham.
Kenaikan laba bersih perusahaan, menurutnya, didukung penjualan bersih yang meningkat dari Rp 7,82 triliun pada semester pertama 2011 menjadi Rp 8,46 triliun pada semester pertama 2012. Marjin JPFA pun menunjukkan peningkatan. Kenaikan marjin itu dari sebelumnya 4,2 persen pada kuartal kedua 2011 menjadi 12,6 persen pada kuartal kedua 2012.
Aditya memperkirakan kontribusi day old chicken dan peternakan komersial bakal kuat seiring dengan kenaikan harga ayam sebesar 14 persen menjadi Rp 17.483. Di akhir tahun lalu, harga ayam berada di level Rp 15.395 per ekor.
Direktur Keuangan Japfa, Ignatius Herry Wibowo, mengatakan, kenaikan penjualan juga diiringi naiknya beban pokok penjualan sebesar 4,31 persen menjadi Rp 6,77 triliun di semester satu 2012 dari sebelumnya Rp 6,49 triliun di semester satu 2011.
Baca juga:
"Laba kotor perusahaan mencapai Rp 1,69 triliun, sedangkan semester satu 2011 sebesar Rp 1,32 triliun," katanya. Selain itu, perusahaan juga memperoleh keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp 4,09 miliar, padahal di periode Juni 2011, perusahaan masih memiliki kerugian kurs sebesar Rp 4,71 miliar.
Sepanjang 2011, Japfa Comfeed menargetkan pertumbuhan penjualan bersih hingga 20 persen dari Rp 15,63 triliun di 2011 menjadi sekitar Rp 18,72 triliun. Sedangkan target laba bersih mencapai lebih dari Rp 805,76 miliar dibanding tahun lalu sebesar Rp 671,47 miliar.
Perusahaan juga menganggaran belanja modal hampir Rp 1 triliun di tahun ini. Sebanyak Rp 400 miliar akan digunakan untuk divisi pakan ternak, Rp 465,3 miliar untuk divisi pembibitan ayam, dan Rp 74,3 miliar untuk divisi komersial.
SUTJI DECILYA