TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan tekstil PT Karwell Indonesia Tbk yang berganti nama menjadi PT Maharlika Indonesia Tbk memutuskan untuk banting setir ke bisnis jasa prasarana dan logistik maritim. Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Hoesen, mengatakan rencana alih usaha ini akan terjadi pada tahun ini. "Mudah-mudahan beres secepatnya," katanya ketika ditemui di kantornya, Kamis, 26 Juli 2012.
Ia mengatakan manajemen Karwell telah menemuinya. Perusahaan pun berencana melaksanakan penawaran saham terbatas atau right issue. Setelah itu pemegang saham baru akan masuk melalui mekanisme backdoor listing.
Menurut Hoesen, perusahaan mengganti bisnis intinya karena tidak memiliki kelangsungan atau going concern dalam beberapa tahun belakangan ini. Otoritas bursa pun sudah pernah memanggil manajemen karena kinerja keuangan tidak menunjukkan perbaikan.
Meski tidak mengetahui alasan mengapa Karwell memilih masuk ke bisnis logistik, Hoesen mengatakan pemegang saham yang baru nantinya bergerak di bidang pelabuhan. Pemegang saham itu pun nantinya akan menjadi mayoritas di perusahaan tersebut. "Bakal lebih dari 51 persen," ujar dia.
Dalam prospektus, Karwell mengungkapkan alasan banting setir ke usaha logistik. Selama ini Indonesia dinilai belum memiliki sarana dan prasarana logistik pelabuhan yang baik. Peringkat pelabuhan Indonesia pun masih jauh di bawah negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia karena selama ini pelabuhan tidak dioperasikan secara efisien dan fasilitas yang dimiliki pelabuhan kurang memadai.
Mayoritas saham Karwell pun dibeli oleh ICTSI Far East Pte Ltd, anak usaha International Container Terminal Services Inc melalui ICTSI Ltd yang berdomisili di Manila, Filipina. ICTSI pun menguasai 469,72 juta atau setara 80 persen saham perusahaan dengan nilai pembelian sebesar Rp 234,86 miliar. Sementara sisa saham dikuasai publik sebesar 117,43 juta atau setara 20 persen.
Setelah berganti usaha, Karwell berencana melakukan sejumlah kegiatan usaha yang dapat memacu kinerja perseroan. Antara lain pembelian dan pengoperasian aktiva tetap berupa enam unit Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC). Selain itu, perseroan juga ingin mengambil alih PT PBM Olah Jasa Andal dengan kepemilikan saham 100 persen. "Ini merupakan perusahaan di bidang bongkar muat barang umum atau petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta," ujar Presiden Direktur Karwell, Lasmar L. Eduliantes.
Terkait dengan hal itu, manajemen sudah menandatangani perjanjian jual-beli bersyarat atas jual-beli 100 persen saham PT PBM Olah Jasa Andal pada 18 Mei lalu. Hanya, proses jual-beli baru dinyatakan efektif setelah dipenuhinya seluruh persyaratan yang berlaku.
SUTJI DECILYA