TEMPO.CO, Jakarta - PT BISI International Tbk, produsen bibit tumbuhan hibrida, berencana melakukan penetrasi pasar ke India dan Sri Lanka melalui produk andalannya, jagung hibrida. Komoditas penting ini akan meningkatkan kapasitas ekspor perusahaan menjadi 5 persen dengan nilai Rp 50 miliar. “Target ekspor naik dua kali lipat dari tahun lalu,” kata Direktur Utama BISI International, Jemmy Eka Putra, di Jakarta Senin, 28 Mei 2012.
Saat ini perseroan tengah menunggu proses sertifikasi bibit jagung hibrida dari Kementerian Pertanian India. Sertifikat itu rencananya terbit Juni 2012. Namun di Sri Lanka produk ini sudah mulai digunakan. "Mereka sangat menyukai produk kami," kata Jemmy.
Tahun ini, Jemmy melanjutkan, BISI bakal mengeluarkan lebih dari 10 varietas baru. Bibit yang akan diluncurkan merupakan benih untuk sayur-mayur dan hortikultura lainnya. BISI pun mengincar beberapa negara untuk pasar produk ini. Kami akan pasarkan ke Cina, Filipina, dan Thailand," ujarnya.
Untuk mendukung peningkatan produk unggul bibit tanaman hibrida, anak usaha Charoen Pokphand Thailand ini telah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 33,2 miliar tahun ini. Dana ini digunakan untuk perluasan usaha dan sisanya untuk mengganti mesin.
BISI merupakan salah satu pemain utama di sektor jagung hibrida Indonesia. Pangsa pasarnya mencapai 50 persen. BISI juga menguasai pangsa pasar bibit hortikultura 38 persen, pestisida 8 persen, dan benih padi hibrida 2 persen.
Pada 2012, BISI menargetkan kenaikan penjualan 15 persen dibanding tahun lalu menjadi sekitar Rp 1,2 triliun. Hingga kuartal I tahun ini, perseroan berhasil membukukan penjualan Rp 280 miliar atau naik 19 persen dari periode yang sama tahun lalu. Tahun lalu BISI berhasil membukukan pendapatan hingga Rp 998 miliar, naik dibanding 2010 sebesar Rp 849,86 miliar. Sedangkan laba bersih mencapai Rp 146 miliar atau naik tipis dari pencapaian tahun sebelumnya, Rp 143 miliar.
JAYADI SUPRIADIN