TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, mengatakan penurunan kinerja keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk, adalah hal wajar. Sebab, harga minyak sawit mentah sedang menurun.
"Triwulan pertama 2012 memang ditandai dengan penurunan harga dan permintaan terhadap produk-produk perkebunan. Ini berlaku umum, tidak hanya menimpa grup Indofood," kata Tony melalui pesan pendek kepada Tempo, Jumat, 11 Mei 2012.
Penurunan permintaan ini disebabkan pelambatan ekonomi dunia. Hal tersebut secara otomatis akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan produk-produk perkebunan, termasuk London Sumatra Indonesia.
Namun, menurut Tony, Indofood masih memiliki sisa waktu untuk memperbaiki kinerja tersebut. "Ini masih Q1 (triwulan pertama), masih ada harapan kondisi tiga triwulan berikutnya membaik, tergantung kondisi perekonomian dunia," ujarnya.
Selain itu, kata Tony, Indofood juga masih mempunyai usaha lain yang tetap berkinerja baik, misalnya mie instan. "Ini bisa menutupi kinerja bidang usaha yang sedang melemah," katanya.
Sepanjang triwulan pertama tahun ini, rapor keuangan London Sumatra Indonesia menurun. Laba periode berjalan turun menjadi Rp 299 miliar dari Rp 394,1 miliar di triwulan 1-2011. Penjualan pun merosot dari sebelumnya Rp 1,17 triliun menjadi Rp 1 triliun. Penurunan ini membuat laba bruto Indofood pun ikut menurun dari Rp 3,32 triliun menjadi Rp 3,27 triliun.
Hal berbeda diperoleh dari Grup Produk Konsumen Bermerek, yang terdiri atas mi instan, penyedap makanan, makanan ringan serta nutrisi, dan makanan khusus. Dalam grup tersebut, nilai penjualan tercatat bertumbuh 13,4 persen. Total nilai penjualan Grup Bogasari pun meningkat 5,9 persen.
NUR ALFIYAH