TEMPO.CO, Washington - Pasar energi terbarukan dunia akan semakin menjanjikan beberapa tahun ke depan. Lembaga riset Pike Research memperkirakan pasar untuk biofuel di seluruh dunia meningkat dua kali lipat satu dekade mendatang seiring dengan tingginya kebutuhan masyarakat.
Dalam laporan riset berjudul "Biofuels Markets and Technologies", Pike menyebutkan permintaan dunia akan biofuel naik dari 71,8 miliar galon per tahun saat ini menjadi lebih dari 1 triliun galon per tahun pada 2021. Jika diukur dengan mata uang, pasar biofuel global akan naik dari US$ 82,7 miliar menjadi US$ 185,3 miliar pada 2021.
Dari jumlah itu, 375 miliar galon biofuel dibutuhkan untuk bahan dasar bensin kendaraan biasa, 427 miliar galon untuk bahan baku solar, serta 200 miliar galon untuk industri penerbangan.
Sayangnya, kebutuhan itu tak akan tercukupi karena keterbatasan produksi. Saat ini produksi biofuel dunia mencapai 29,4 miliar galon per tahun dan akan meningkat hingga 49,5 miliar galon per tahun pada 2021. Dari jumlah itu, 70 persen di antaranya dipasok oleh Amerika Serikat dengan bahan dasar minyak jagung.
"Tingginya skala kebutuhan biofuel akan mengubah peta industri dan geopolitik secara radikal," kata analis senior Pike, Mackinnon Lawrence.
Pike juga menekankan produksi biofuel dunia bisa mencapai target jika setiap negara bisa memberi paket stimulus untuk investasi di sektor ini. Selain itu, pemerintah dan swasta diharapkan lebih aktif untuk menggarap ceruk pasar yang luar biasa ini. Saat ini pemodal produksi biofuel masih dilakukan oleh produsen minyak dan gas bumi.
FERY FIRMANSYAH | TORQUE NEWS