TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Jepang menaikkan pajak tembakau sampai menyentuh harga satu bungkus rokok sekitar 700 yen (US$ 9,15) atau 75 persen lebih tinggi dari saat ini. Kebijakan menaikkan harga ini, menurut Menteri Kesehatan Yoko Komiyama, bertujuan memotong biaya medis yang dikeluarkan pemerintah.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada 2005 pemerintah Jepang setidaknya telah mengeluarkan dana 4,3 triliun yen untuk membiayai kesehatan dan ekonomi yang hilang akibat merokok.
Kementerian, yang berpartisipasi dalam sesi panel pajak, akan mendorong untuk meningkatkan pajak tembakau sebesar 100 yen per tahun selama tiga tahun.
"Pada tingkat itu, kita dapat mengharapkan orang-orang yang ingin berhenti merokok untuk berhenti sambil mempertahankan tingkat penerimaan pajak," kata Komiyama.
Namun, program ini seperti menjadi dilema. Jepang sangat bergantung pada pajak perusahaan rokok ini. Apalagi pemerintah menjadi pengendali saham di perusahaan rokok tersebut. Ada kekhawatiran bahwa penerimaan pajak bisa menurun saat negara menghadapi utang publik terbesar di dunia.
Panel pajak, yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Juni Azumi, mengusulkan agar mengurangi saham pemerintah di Japan Tobacco Inc dari separuh menjadi sepertiga. Produsen rokok menyarankan pemerintah menjual saham dan menggunakan dana untuk membiayai rekonstruksi setelah gempa bumi 11 Maret dan tsunami yang menyebabkan lebih dari 20 ribu orang tewas atau hilang.
Akibat rencana kenaikan pajak itu, kemarin nilai transaksi saham Japan Tobacco Inc, pembuat rokok terbesar ketiga di dunia, diperdagangkan naik ke nilai tertinggi dalam hampir tiga tahun. Japan Tobacco rally 6 persen menjadi 370.000 yen, tingkat tertinggi sejak Oktober 2008. Padahal, pada saat yang sama indeks topik di bursa perdagangan Tokyo jatuh 1,8 persen.
"Pajak yang meningkat akan menyebabkan pertumbuhan laba Japan Tobacco," kata Mikihiko Yamato, mitra penelitian di Jepang Invest KK yang merekomendasikan membeli saham. "Jika harga lebih dari 500 yen, itu akan merusak penjualan tembakau, tetapi perusahaan rokok masih dapat meningkatkan keuntungan ketika kenaikan harga mereka mencerminkan biaya yang lebih tinggi."
"Ini juga cara terbaik untuk mencegah merokok di bawah umur." katanya.
Laba fiskal tahun 2011 Japan Tobacco diperkirakan mengalami kenaikan 11 persen. Ini terjadi setelah perusahaan menaikkan harga untuk Rusia dan pasar luar negeri lainnya. Laba bersih pada tahun yang berakhir Maret naik 4,7 persen menjadi 145 miliar yen, mengalahkan estimasi analis.
AP | ERWINDAR