TEMPO Interaktif, Jakarta - Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk menegaskan tak pernah melecehkan calon pramugari asal Korea Selatan. "Kejadian atau pemberitaan yang diduga kurang pantas tersebut adalah tidak benar," kata Vice President Corporate Communications, Pujobroto, dalam siaran persnya, Kamis malam, 25 Agustus 2011.
Menurut Pujobroto, proses pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter sesuai standar profesi dan terikat sumpah dokter. Saat pemeriksaan, dokter didampingi staf lokal wanita berbangsa Korea. "Staf itu membantu menyampaikan penjelasan berkaitan dengan pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan," katanya.
Proses seleksi pramugari asal Negeri Ginseng telah dilaksanakan Garuda mulai tanggal 27 Juli 2011. Lima peserta di antaranya tidak berhasil lulus untuk mengikuti ke tahapan seleksi selanjutnya.
Seperti ramai diberitakan, sebuah media telah melaporkan dokter yang memeriksa kesehatan terhadap calon pramugari Garuda di Korea. Dokter tersebut diduga melakukan tindakan yang kurang pantas, yaitu menyentuh payudara dalam proses pemeriksaan kesehatan yang dilakukan.
Pemberitaan tersebut juga dibantah oleh 10 calon pramugari Korea seusai mengikuti proses seleksi akhir yang digelar oleh Garuda. Kepada laman Chosun.com, anak perusahaan salah satu media besar di sana, mereka menyampaikan rasa malu dan tidak nyaman karena pemberitaan itu.
"Kami tidak bodoh. Bila dokter betul melakukan hal itu, apa kami diam saja dan tidak melakukan keberatan?” kata salah seorang calon pramugari. Calon pramugari juga menyatakan pemeriksaan kesehatan tetap menggunakan bra dan pakaian. Dokter hanya memeriksa dada bagian atas.
EKA UTAMI APRILIA