TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan nilai ekspor produk hortikultura ke Singapura sebesar 15 persen tahun ini. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Zaenal Bachruddin mengatakan selama ini ekspor produk hortikultura Indonesia kalah bersaing dengan Malaysia dan Cina.
“Padahal pada 2008 ekspor kita 20-30 persen, tapi sekarang turun di bawah 10 persen. Makanya kami juga targetkan pada 2014 nanti ekspor kita bisa 40-50 persen per tahun,” kata Zaenal, Sabtu 20 Agustus 2011. Pasokan buah dan sayur ke Singapura sebesar 43 persen didapat dari Malaysia, dan 31 persen dari Cina. Sedangkan pangsa pasar Indonesia hanya 6,5 persen.
Menurut dia, menurunnya ekspor buah dan sayuran Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya komoditas yang dihasilkan umumnya tidak seragam, infrastruktur jalan dan pelabuhan di sentra produksi kurang memadai, masih ada regulasi yang tidak kondusif untuk pengembangan hortikultura. Namun kendala yang paling utama adalah memastikan ketersediaan produk secara kontinu.
“Yang perlu dilakukan sekarang adalah intensifikasi atau penggunaan lahan yang cukup luas untuk budidaya hortikultura, sehingga produk yang dihasilkan bisa berorientasi ekspor,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, perlu juga ada pemetaan terhadap produksi buah dan sayuran Indonesia yang diminati oleh Singapura. Kementerian Pertanian sudah melakukan pemetaan dengan fokus di empat provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemetaan ini dimaksudkan untuk mengembangkan produk sayur dan buah unggulan daerah untuk ekspor.
Dia menjelaskan, dengan pemetaan tersebut pemerintah daerah perlu melibatkan petani secara langsung dalam pola kerja sama perkebunan. Dia juga meminta PT Perkebunan Nusantara (Persero) yang bergerak di bidang agrobisnis perkebunan ikut menyediakan lahan dengan pola kerja sama untuk pengembangan produk hortikultura yang berorientasi ekspor.
Ke depan, kata dia, Kementerian Pertanian menargetkan bisa memperluas pasar ekspor produk hortikultura, di antaranya ke Jepang, Korea Selatan, dan Timur Tengah. Perluasan pasar ekspor ini terutama untuk produk buah-buahan tropis seperti mangga, manggis, salak, dan pisang.
Data statistik ekspor komoditas hortikultura Indonesia ke Singapura pada 2010 sebesar US$ 21,3 juta, meningkat tipis pada 2011 menjadi US$ 22,36 juta atau hanya naik lima persen. Secara total neraca perdagangan produk pertanian pada 2010, Indonesia surplus sebesar US$ 1,21 miliar atau meningkat 48,82 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 814,89 juta.
ROSALINA