TEMPO Interaktif, Mataram - Wakil Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat Suryadi Jaya Purnama mengaku tidak tahu-menahu mengenai penggadaian saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang dimiliki PT Multi Daerah Bersaing (MDB) kepada Credit Suisse Singapore (CSS).
Yang pernah diketahuinya adalah Newmont menjadikan jaminan sahamnya kepada pihak asing untuk pembiayaan tambang Newmont di Batu Hijau. Menurut dia, untuk kepentingan operasional, Newmont memerlukan dana US$ 1 miliar pada 1997 sehingga menjaminkan sahamnya ke sindikasi asing.
Penggadaian saham tersebut kemudian memunculkan polemik menjelang divestasi oleh pemerintah daerah hingga muncul keputusan arbitrase. "Tapi, saya tidak tahu kalau saham yang dibeli pemerintah daerah itu digadaikan," kata Suryadi, yang juga politikus dari PKS, Sabtu, 4 Juni 2011.
Suryadi akan mengambil langkah strategis untuk menyelamatkan aset daerah, termasuk dividen yang akan disetor ke kas daerah. "Kami sudah berencana memanggil Direktur PT Daerah Maju Bersaing (DMB) untuk dimintai keterangan," ujarnya.
Ketua Komisi II DPRD NTB yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan Husni Djibril membenarkan DMB pernah memberikan dividen talangan kepada daerah. "Betul. Pernah dianggarkan di APBD. Tapi, saya kurang hapal," ucap Husni, yang saat dikonfirmasi sedang dalam perjalanan ke luar kota.
Menurut Husni, untuk APBD 2011 sudah dijadwalkan pendapatan dividen dari kepemilikan saham Newmont. Untuk menyelesaikan masalah deviden itu, Husni akan bertemu dengan Direktur DMB, Selasa pekan depan. Ini untuk menepis munculnya kecurigaan. Husni mengingatkan PT Multi Capital sebagai mitra PT DMB agar tidak wanprestasi. "Eksekutif harus bisa menjaga. Yang penting dikejar kewajibannya," ujarnya.
Sumber Tempo mengungkapkan akhir pekan lalu, bahwa daerah pemilik saham PT Newmont Nusa Tenggara belum menerima pembayaran dividen untuk 2010 yang menjadi haknya. Dividen yang seharusnya dibayarkan kepada tiga pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat diduga dialihkan PT Multi Capital ke Credit Suisse Singapore untuk membayar utang dari saham yang digadaikan guna membeli saham divestasi Newmont.
Selama tahun lalu, dividen yang dibayarkan Newmont kepada negara lebih dari US$ 500 juta. Sebagai pemilik 24 persen saham Newmont, PT Multi Daerah Bersaing (MDB)--perusahaan patungan antara tiga pemerintah daerah dan Multi Capital--berhak memperoleh dividen US$ 120 juta.
Multi Capital, anak usaha PT Bumi Resources, memiliki saham 75 persen di MDB. Sisa saham dipunyai PT Daerah Maju Bersaing (DMB), perusahaan bentukan tiga daerah. Dengan komposisi itu, Multi Capital mendapat dividen US$ 90 juta dan DMB US$ 30 juta. "Bukannya dibagi ke pemegang saham, Multi Capital justru minta Newmont membayar dividen langsung ke Credit Suisse," ujar sumber itu.
Dengan langkah tersebut, berarti DMB ikut menanggung utang pendanaan. Padahal, berdasarkan nota kesepakatan antara DMB dan Multi Capital pada 11 Juli 2009, utang yang timbul dalam pembelian divestasi Newmont dipikul MDB. "Meski utang pendanaan dibebankan kepada MDB, seharusnya utang ini dijamin Multi Capital," kata sang sumber.
Direktur Utama Multi Capital Didik Cahyanto, yang dihubungi Tempo untuk dimintai konfirmasi mengenai tudingan ini kemarin malam, tidak merespons. Hubungan telepon dan pesan pendek yang dikirimkan kepadanya tidak dijawab.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo sempat menyinggung ihwal agunan saham divestasi Newmont ke pihak asing. Ia menyesalkan hak pembelian yang dimiliki daerah justru diserahkan kepada swasta. "Selanjutnya, saham itu dijadikan agunan kepada pihak asing untuk pembiayaan pembeliannya," kata Agus di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu lalu.
Mengenai pernyataan Menteri Keuangan ini, Didik Cahyanto enggan berkomentar. "Saya tidak akan menjawab," ujarnya. Didik menegaskan bahwa dirinya tidak dalam posisi memberi konfirmasi. "Belum jawab dulu, lagi ramai soalnya."
Namun, Direktur MDB Andy Hadianto mengaku telah mendapat dividen untuk 2010 sebesar US$ 30 juta. Dividen itu bakal dibagikan paling lambat akhir Juni. "Sebaiknya Menteri Keuangan tak ikut campur. Tidak perlu ada kekhawatiran terkait pembayaran dividen," ujarnya.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Madjdi menjelaskan bahwa daerah pun sudah mendapat dividen talangan (advance dividend) untuk 2009. Dividen ini sudah masuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2010. "Tak benar kalau pemerintah daerah belum menerima dividen," katanya.
Juru bicara Newmont, Kasan Mulyono, menambahkan, dividen yang sudah dibayarkan kantornya kepada MDB tahun lalu mencapai US$ 146,95 juta setelah dipotong pajak. Pembayaran dividen tahun sebelumnya biasanya dilakukan pada awal tahun berikutnya. "Jadi, dividen 2010 dibayarkan awal 2011," katanya.
SUPRIYANTHO KHAFID