TEMPO Interaktif, WELLINGTON - Sejumlah pebisnis terkemuka dari Asia Tenggara dan Selandia Baru akan berbicara dalam seminar bisnis tentang perdagangan bebas negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan Australia dan Selandia Baru di Wellington Jumat (3/6).
Area Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA) bertajuk "Partners in Growth: Services Trade with South East Asia" ini digelar Kementrian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru bekerjasama dengan Kamar Dagang Selandia Baru, Gabungan Asosiasi Pengusaha ASEAN-Selandia Baru, dan Perdagangan dan Perusahaan Selandia Baru.
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia dan ASEAN David Taylor mengatakan bahwa Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang perekonomiannya paling bertumbuh secara dinamis di dunia. ASEAN, kata dia, merupakan salah satu pasar dengan 600 juta jiwa ya memiliki GDP sebesar US$ 2,7 triliun.
"Pasar ekspor ketiga terbesar buat Selandia Baru," kata Dubes Taylor kepada Tempo. Menurut dia Indonesia merupakan partner dagang kedelapan besar dengan Selandia Baru. Adapun Komisioner Perdagangan Selandia Baru di Indonesia Fiona Acheson mengatakan seminar AANZFTA akan mengedepankan sisi perdagangan jasa.
"Sebagai alternatif dalam Traktat Perdagangan Bebas," ujar Achenson. "Kami ingin perusahaan-perusahaan di Selandia Baru merumuskan perdagangan jasa (service) seperti apa yang pantas dengan Indonesia." Katanya Selandia Baru mengincar pendidikan, pariwisata, penerbangan, dan tenaga panas bumi atau geothermal.
Dubes Taylor menekankan bahwa Selandia Baru serius menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam hal geothermal. Apalagi, menurut dia, Indonesia dan Selandia Baru punya sejarah panjang dalam kerjasama geothermal ini. "Itu yang membedakan kami dengan negara-negara lain," tuturnya. Amerika Serikat, Jerman, dan Belanda di antara yang berminat.
Seminar ini akan dibuka Menteri Perdagangan Selandia Baru Tim Groser dan akan diikuti sejumlah tokoh dan pebisnis di bidang pendidikan, penerbangan, IT, konstruksi, telekomunikasi, dan jasa keuangan. Pembahasan akan ditekankan pada promosi perdagangan jasa di kawasan Asia dan pemahaman terhadap pelbagai peluang bisnis.
| ANDREE PRIYANTO (WELLINGTON)