Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Burhanuddin Abdullah:

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Bank Indonesia akan kedatangan bos baru. Syahril Sabirin yang kini menjadi Gubernur BI akan habis masa tugasnya tanggal 17 Mei mendatang. Bursa pemilihan calon gubernur penguasa moneter di negara ini, diramaikan oleh tiga nama. Yaitu, bekas Menko Perekonomian Burhanuddin Abdullah, Deputi Gubernur BI Miranda S. Goeltom, dan Direktur BI Cyrillus Hariono. Ketiga nama inilah yang tengah ditimang-timang Presiden Megawati. Bulan depan mereka harus tampil di depan Dewan Perwakilan Rakyat, untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and propper test). Menurut Burhanuddin Abdullah, salah satu calon, dirinya bersyukur dicalonkan oleh presiden. Pria yang pernah menjadi Deputi Gubernur BI tahun 2001 ini, lantas mengundurkan diri, menyoal independen bank sentral dan stabilitas moneter sebagai masalah utama yang harus dibenahi jika nanti dia menjabat Gubernur BI. Berikut petikan wawancara Koran TEMPO bersama beberapa wartawan media cetak , dengan pria kelahiran Garut, 46 tahun lalu, di Jakarta, Senin (17/2) siang. Sudah terima surat dari Presiden hari ini, tentang pencalonan anda? Belum. Karena formatnya memang kita tidak terima pemberitahuan dari Presiden atau pemerintah. Pemberitahuannya dari DPR, yaitu undangan untuk menjalani fit and propper test. Biasanya satu bulan setelah pengusulan. Sikap anda atas pencalonan ini? Saya sangat bersyukur bahwa masih ada yang mempercayai untuk memegang jabatan yang begitu tinggi dan sangat terhormat di dalam lingkungan negara ini. Anda mau? Bukankah dulu anda pernah mengundurkan diri sebagai Deputi BI? Memang ikut mengundurkan diri. Kenapa sekarang saya mau, itu alasannya berbeda-beda. Alasan yang dulu itu tidak bisa dilepaskan dari situasi waktu itu. Betapa opini masyarakat terhadap Bank Indonesia begitu memojokkan. Khususnya dalam kasus BLBI. Banyak orang yang mengatakan BI adalah pusat gempa dari krisis. Banyak kritik dan hujatan. Bank Indonesia sebagai sub kultur republik ini tidak terhindarkan untuk masuknya era gagasan, pikiran atas reformasi dan perubahan. Jadi sebelum pengunduran diri terjadi, saya sebagai salah satu Ketua Umum ikatan Pegawai Bank Indonesia, sering mendiskusikan tentang budaya mengundurkan diri patut dipertimbangkan. Masalahnya, kalau orang tidak percaya kepada kita maka yang meragukan itu harus diberikan kesempatan. Dengan pikiran seperti itu, saya ikut mengundurkan diri. Lembaga, lebih penting daripada saya. Karena lembaga ini akan bertahan ratusan tahun, ribuan tahun ke depan, sementara saya hanya bagian dari sesuatu. Bagaimana anda memandang Bank Indonesia sekarang? Belum semua saya pikirkan sekarang. Ada beberapa yang saya pikirkan dan sampai sekarang masih saya pertahankan pikiran itu. Masalah independensi sering dituding orang sebagai bukan memberikan sumbangsih bagi upaya pemulihan ekonomi. Tapi malah seolah-olah membatasi diri dan menutup diri. Negara di dalam negara. Menurut saya, bottom line independensi adalah sebuah sikap. Penting bagi BI untuk independen. Karena dengan itu dia memiliki sikap terbuka, mau berkoordinasi memikirkan banyak hal yang menjadi tanggung jawabnya, dan berpengaruh bagi orang lain. Koordinasi antara BI yang mengurus moneter dengan otoritas fiskal adalah sebuah keniscayaan. Tidak bisa lagi ditawar-tawar untuk sebuah manajemen makro ekonomi yang baik. Apa keuntungan bersikap independen? Tidak mungkin kita me-manage negara ini tanpa bersikap koordinatif dengan otoritas fiskal. Karena kebijakan moneter akan sangat berpengaruh terhadap fiskal. Menaikans uku buunga SBI, menambah beban fiskal. Kalau pemerintah ekspansif dengan pengeluaran yang besar, akan mempengaruhi moneter. Jadi harus dikoordinasikan, bukan hanya ditingkat policy tapi juga teknis. Bagaimana anda melakukannya? Saya melihat, hubungan kepercayaan antara lembaga. Antara pemerintah dengan Bank Indonesia. Juga masalah komunikasi. Kalau kita biasa membuka untuk berbicara, itu tidak masalah. Masalah lain, selain independensi? Mengenai Amandemen UU BI No. 23. Dalam versi yang ada sekarang, BI menetapkan tujuannya sendiri dan menetapkan instrumennya sendiri. Goal-nya independen. Versi lainnya, goal dibicarakan dengan pemerintah. Pemerintah punya target inflasi berapa, target nilai tukar berapa. Kalau disepakati melalui dialog dan koordinasi, instrumennya BI yang independen. Selama ini masalahnya memang dikoordinasi. Ada penilaian dari Departemen Keuangan bahwa BI terlalu kuat dan arogan. Bagaimana? Pendapat itu dibanyak kalangan memang menonjol. Ada lagi yang bilang BI terlalu comfortable. Tapi dia tidak comfort kalau keluar. Karenanya, kalau mencari data, dia akan mencari ke departemen-departemen yang ada di dalamnya. Ini persoalan-persoalan yang harus dikerjakan. Saya meyakini, dalam sebuah lembaga ada struktur sesuai hierarki. Ada juga yang namanya kultur. Ini yang akan saya coba perbaiki. Mengenai BLBI? Saya tidak tahu kompleksitas di BLBI itu sekarang seperti apa. Dua tahun saya meninggalkan, saya jadi blank sama sekali. Secara konsepnya saya mengatakan, BLBI is liquidity support, yang didasari oleh undang-undang yang ada pada waktu itu. Mengenai OJK? Itu sesuatu yang menarik. Secara akademis saya tidak mempunyai keberatan apa-apa. Artinya ada fungsi yang harus dikerjakan, siapa yang mau mengerjakan terserah. Mau bank sentral, atau mau lembaga lain. Yang jelas, fungsi itu harus ada yang mau mengerjakan secara baik. Tapi persoalannya bagi saya, menjadi sebuah pertanyaan apakah harus sekarang? Apakah itu tidak menambah beban pikiran atau konsentrasi dalam proses pemulihan ekonomi. Apakah kita mampu dari segi keuangan untuk membayar pengawas bank di OJK. Sedangkan APBN harus kita upayakan secara baik sustainability-nya. Perlu waktu untuk itu. OJK itu bagus sekali kalau kita sudah recovery, uang cukup banyak, konsentrasi pikiran sudah tidak terbelah. Saya tidak tahu apakah dengan OJK akan memulihkan ekonomi kita dengan cepat. Persoalan kita sekarang 'kan pemulihan ekonomi. Jadi prioritas utama di BI untuk pemulihan ekonomi? Sama seperti dulu waktu saya menjadi Menko. Peran yang utama adalah menjaga stabilitas moneter. Dalam pemulihan ekonomi, sekarang kita sedang gaduh. Berdiskusi tiap hari tentang BPPN, BLBI, Indosat. Di saat yang sama masyarakat kecil harus bertahan. Dan tidak ada perhatian kita ke sana. Pemerintah dan perbankan, harusnya redirect pikiran ke sana. Bagaimana mempercepat pertumbuhan ekonomi. Bagaimana hubungan dengan IMF? Itu pertanyaan menarik. Tahun 2003, extended fund facilities itu 5 tahun. Kita mulai dengan stand buy, 3 tahun. Kemudian diperpanjang 2 tahun. Jadi namanya extended. Itu memang program 5 tahun. Anda teriak, berhenti. Anda tidak teriak juga berhenti. Memang sudah waktunya kok. Saya belum pernah melihat, ada yang memperpanjang IMF. Biasanya setelah 5 tahun ada yang namanya fund program monitoring. Nah itu akan terus berjalan sampai kuota yang ada. Sekarang pinjaman kita misalnya 4 kali kuota. Dia akan berhenti memonitor kalau kita sudah satu kali kuota. Artinya, setelah ada pelunasan-pelunasan dari kita. IMF, kalau menurut saya, Is Not An Issue. Kenapa? Malaysia tidak ikut IMF tapi berhasil. Karena mereka disiplin dalam program ekonominya. Korea dengan IMF berhasil karena mereka disiplin. Thailand dengan IMF berhasil, karena mereka disiplin. Kita dengan IMF tidak berhasil, karena kita tidak disiplin. Jadi masalahnya adalah disiplin. KIta mampu melakukan seperti apa yang dibuat IMF. Masalahnya, apakah kita mampu berdisiplin. That's our problem. Bagaimana dengan sistem nilai tukar yang ada sekarang? Ada beberapa syarat kalau mau sistem nilai tukar itu baik. Kalau kita mau fixed exchange rate, persyaratannya adalah kebijakan fiskal dan moneter harus disiplin. Karena kalau kita fixed, terus fiskalnya tiba-tiba ekspansif dan banyak pengeluaran maka rupiahnya menjadi over value. Kalau kita memakai kebijakan floating, syaratnya fiskal harus disiplin dan moneter harus disiplin. Jadi kedua persyaratannya sama. Kalau tidak disiplin dan free float, udah...Selama ini memang sudah stbil, tapi kita harus getting better. Lebih disiplin. Saat ditanya mengenai BLBI dan peran BI sebagai intermediasi perbankan, Burhanuddin menolak menjelaskan secara rinci. Alasan yang dikemukakan Senior Economic & Financial Advisor for Asia Pulp and Paper Restructuring, tugasnya saat ini, dia belum terlalu memahami dan sudah dua tahun lebih meninggalkan Bank Indonesia. Yura Syahrul --- TNR
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

6 menit lalu

Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono saat diwawancarai wartawan di Depok, Selasa 25 Juli 2023. ANTARA/Feru Lantara
Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.


Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

7 menit lalu

Dari kiri: Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden Jokowi, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Terpilih 2019-2024 Ma'ruf Amin dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto saat menghadiri Pembukaan Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis, 8 Agustus 2019. Dok PDIP
Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.


Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

8 menit lalu

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.


Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

8 menit lalu

Warga menaruh bunga mawar di atas sejumlah foto jurnalis Gaza, Palestina yang tewas saat bertugas pada aksi damai di Solo, Jawa Tengah, Ahad, 17 Desember 2023. Aksi tersebut sebagai wujud solidaritas warga terhadap jurnalis yang tewas akibat serangan Israel di Gaza, Palestina, selain juga meminta para pemimpin dunia agar mendesak Israel menghentikan perang guna melindungi keselamatan warga sipil Palestina. ANTARA/Maulana Surya
Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.


Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

10 menit lalu

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam. Foto: Tripadvisor
Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam.


Hasil Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Takluk dari Kang / Seo, Indonesia vs Korea Selatan 1-1

12 menit lalu

Ganda putra Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri / Bagas Maulana. Kredit: Tim Humas PBSI
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Takluk dari Kang / Seo, Indonesia vs Korea Selatan 1-1

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024 masih imbang 1-1.


Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

19 menit lalu

Seorang pengunjung mencoba menaiki motor listrik di PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2024.
Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

Tahun ini, Periklindo Electric Vehicle Show 2024 menyediakan booth khusus bagi pelaku akademisi.


Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

29 menit lalu

Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 23 Oktober 2023. ANTARA/Mentari Dwi Gayati
Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.


Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

29 menit lalu

Sebagian dari 14 bakal calon dalam Pemilihan Rektor Unpad 2024. (ANWAR SISWADI)
Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.


Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

30 menit lalu

Suasana 8000 peserta yang terdiri dari siswa semua jenjang, mahasiswa, guru, dan dosen dalam Puncak Perayaan Hardiknas 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek di Indonesia Arena, Kawasan GBK Senayan Jakarta pada Jumat, 3 Mei 2024. TEMPO/Intan Setiawanty.
Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

Perayaan Hardiknas 2024 bertepatan dengan peringatan gerakan Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.