"Sebagian besar produksi untuk pasar ekspor," kata Kepala Seksi Budidaya Sarana dan Prasarana Dinas Perikanan dan Kelautan Septi Wati Nugraheni, Selasa (1/2).
Selain memenuhi kebutuhan pasar di luar negeri, juga memasok kebutuhan budidaya ikan bandeng dan
udang windu di sejumlah daerah di Indonesia.
Hasil produksi ikan bandeng dan udang windu di Sidoarjo relatif bagus. Selain itu, para petani telah mengantisipasi anomali cuaca dan mengelolanya secara optimal. Bahkan, sejumlah petugas
penyuluh dikerahkan untuk mendampingi para petani.
Namun, melonjaknya hasil produksi ikan dan udang ternyata tak bisa memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat Sidoarjo. Konsumsi ikan warga Sidoarjo meningkat lima persen dari
20,09 kilogram per kapita per tahun menjadi 25,39 kilogram per kapita per tahun pada tahun 2010 lalu.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Sidoarjo didatangkan pasokan udang dan ikan bandeng dari luar daerah.
Sebagaian besar hasil produksi ikan bandeng dan udang Sidoarjo dipasok ke luar daerah dan luar negeri. Sedangkan, pasokan di Sidoarjo hanya ikan bandeng dan udang windu kualitas rendah.
Total petani tambak Sidoarjo sebanyak 3.227 orang dengan total luas lahan tambak 15.530 hektare.
Sebelumnya para petani tambak udang mengeluhkan produksi udangnya terserang dua virus mematikan. virus white spot dan yellow head menyerang sejak sejak beberapa bulan terakhir. Akibatnya, banyak petani yang merugi. "Virus tersebut belum ada obatnya," kata Iskak, petani tambak udang di Desa Kedung Peluk, Kecamatan Candi,.
Akibat serangan virus ini banyak udang yang mati sehingga jumlah produksi setiap hektare tambak hanya dua kwintal. Padahal, idealnya produksi udang per hektare sekitar tujuh kwintal sampai satu ton. EKO WIDIANTO.