Salah-satu penggagas Stratup Bali, Adi Setiawan menyebut, perkembangan startup di Indonesia sendiri sangatlah cepat. “Hampir 300 startup baru lahir tiap bulannya. Tentu saja hanya beberapa kecil yang berhasil dan berkembang,“ ujar Adi Setiawan, Minggu (16/1). Koprol adalah contoh sukses startup yang berhasil setelah diakuisisi oleh Yahoo.
Adapun contoh startup di Bali adalah TokoBagus.com, portal belanja, yang kini hijrah ke Jakarta. Ada juga kemana.com (shopping portal) dan kro.co (tautan penyingkat), personaflag.com yang salah satu co-founder-nya berasal dari Bali, yaitu Denny Widhana.
Di Bali sampai saat ada sekitar 20 orang yang bergabung. ”Tujuan besarnya tentu saja untuk membuat Bali seperti Silicon Valey di Amerika Serikat. Seperti mimpi, sih. Tapi, semua kan diawali dari kecil, ,” kata Adi.
Kegiatan pertama SuBali telah dilakukan pada Sabtu (15/1) berupa presentasi bulanan. Ada lima pengembang startup lokal yang presentasi, yaitu Deddy Andaka, penemu aplikasi penyingkat kro.co, Denny Widhana penemu personaflag.com, Leo Ferdinand penemu Infokost.Net Media Group, Sumartok penemu presentonomics.com, digital media & ahli komunikasi, serta Andri Yadi CEO DyCode dan pembuat Movreak, aplikasi untuk penghobi nonton di bioskop.
Selama sekitar 4 jam, para pemateri menyampaikan ide masing-masing terkait startuplokal produksinya. Denny Widhana, misalnya, mempresentasikan tentang PersonaFlag, aplikasi untuk mengetahui keberadaan seseorang. Aplikasi yang dikerjakan bersama dua temannya ini memenangkan penghargaan sebagai Best Mobile application di ajang SparxUp Award 2010 lalu.
Adi Setiawan menambahkan, kegiatan ini selain untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman juga untuk mencari partner kerja sama, melempar ide startup, dan mencari investor. Bentuk acaranya berupa presentasi dengan waktu tertentu dilanjutkan dengan diskusi. “Ke depannya kami akan mengundang pembicara untuk topik yang berbeda setiap pertemuan, mulai dari sisi marketing, business model, keuangan, sampai dengan hal teknis pengembangan website atau aplikasi,” kata Adi.
SuBali MeetUp terbuka untuk siapa saja. “Kami tidak membatasi jumlah peserta yang mau ikut, tergantung ketersediaan venue dan dana dari sponsor,” tambahnya. Namun, untuk saat ini, peserta yang ikut sebagian besar dari pengembang (developer).
“Semoga pada kegiatan selanjutnya bisa hadir peserta dari berbagai latar belakang mulai investor, entrepreneurs, developer, hacker ataupun mahasiswa yang tertarik dunia technopreneurs,” ujar Adi.
ROFIQI HASAN