TEMPO Interaktif, Jakarta -Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR Andi Rahmat mengatakan, Indonesia tengah menghadapi masalah tenaga kerja dengan lebih besarnya jumlah tenaga kerja informal (paruh waktu) ketimbang tenaga kerja formal (penuh waktu).
"Memang, kalau digabung, bisa mengurangi pengangguran absolut, tapi kualitasnya?" kata Andi usai mendengarkan pidato kenegaraan PResideng Susilo Bambang Yudhoyono di gedung DPR, Senin (16/8) ini.
Ia menyatakan, secara implisit ada masalah serius dengan kelompok miskin yang bekerja di sektor informal tersebut. Data itu, katanya, didapat dari Badan Pusat Statistik.Andi juga mengingatkan, berdasar data demografi, Indonesia akan mengalami ledakan penduduk pada 2020 nanti. "Lebih dari 10 persen," katanya.
Menurut teori ekonomi klasik, ujarnya, fenomena ini merupakan peluang emas bagi negeri ini. Tapi sayangnya, teori itu sudah ditinggalkan. Pakar ekonomi sudah mengganti indikator itu dengan permintaan domestik.
Namun, kata Andi, ledakan penduduk usia produktif ini jika dipotimalkan bisa menguntungkan. Terutama untuk penyediaan Sumber Daya Manusia.
Presiden menjelaskan, pemerintah menragetkan 10,7 juta lapangan kerja baru dalam empat tahun ke depan. "Percepatan laju pertumbuhan ekonomi ini diharapkan mampu memperluas lapangan kerja, dan menurunkan tingkat pengangguran. Dalam empat tahun ke depan, kita menargetkan 10,7 juta lapangan kerja baru," kata Presideng dalam pidato kenegaraannya
FEBRIANA FIRDAUS