Saat ini jumlah transaksi Internet banking di Permata memang masih tergolong kecil. "Masih jauh dari angka 50 persen," kata Rudy tanpa menyebut jumlah pastinya. Untung mengimbangi pertumbuhan transaksi, kapasitas Internet banking terus dievaluasi tiap tahun. "Jika kapasitas infrastruktur sudah tak memadai akan ditambah," kata dia.
Rudy menjelaskan, transaksi melalui Internet telah diamankan dengan 3 layer. Akses pemakaian menggunakan token yang akan memberikan dynamic password kepada pelanggan. "Pertukaran data harus dipastikan aman," kata dia. Hanya pengguna terautorisasi yang dapat melakukan transaksi.
Bank Permata pun telah mengucurkan fasilitas kredit sebesar Rp 200 miliar kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Sedianya dana itu akan digunakan untuk membantu proses penyelesaian transaksi antarhari (intraday) pialang saham di Bursa Efek Indonesia.
"Dana tersebut akan digunakan untuk memfasilitasi transaksi settlement," kata Rudy. Fasilitas sebesar Rp 200 miliar ini akan berlaku untuk satu tahun pertama. "Tahun-tahun berikutnya akan disesuaikan," katanya. Tapi, Rudy enggan menyebutkan berapa besar suku bunga yang diberikan dalam fasilitas kredit tersebut.
Sampai April 2010 total aset bursa yang tercatat di PT Kustodian Sentral sebesar Rp 1.521 triliun. Sekitar Rp 929,9 triliun dimiliki oleh pihak asing dan sisanya Rp 591,4 triliun adalah aset lokal. Komposisi agunan transaksi Rp 4,59 triliun. Sebesar Rp 3,6 tiliun berasal dari bank garansi dan Rp 792,8 miliar dari deposito.
Bank Permata merupakan satu dari empat bank yang telah ditunjuk sebagai bank pembayaran pasar modal. Tiga bank lain adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan CIMB Niaga.
FAMEGA SYAVIRA