Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

William Soeryadjaya, Legenda Otomotif yang Rendah Hati

image-gnews
William Soeryadjaya. TEMPO/Faisal Assegaf
William Soeryadjaya. TEMPO/Faisal Assegaf
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - William Soeryadjay a, pendiri PT Astra International Tbk. meninggal dunia Jumat (2/4) pukul 22.43 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Juru Bicara Astra Yulian Warman mengatakan saat ini almarhum disemayamkan di rumah duka RSPAD Ruangan A,B,C,D dan E, hingga Senin (5/4).

Pria kelahiran Majalengka, Jawa Barat, 20 Desember 1922, itu kepada Tempo, mengaku merintis usahanya dengan penuh pahit getir. Yatim piatu pada usia 12, pada umur 19 tahun ia putus sekolah. Saat itu pula ia mulai berdagang. "Itu di zaman Jepang," kata Oom William, panggilan akrabnya.

"Di daerah Cirebon terdapat kekurangan kertas bekas. Saya mencarinya di daerah Bandung, dan saya mengangkut kertas itu ke Cirebon dengan truk." William juga berdagang benang tenun, untuk pabrik tenun di Majalaya. Lalu beralih ke hasil bumi, seperti minyak kacang, beras, dan gula.

Dengan perolehan dari hasil dagang itu pula ia melanjutkan studinya ke Negeri Belanda. Di sekolah vak v/d Leder & Schoenindustrie, William mempelajari penyamakan kulit. Pulang ke Indonesia, 1949, Tjia Kian Liong -- nama asli William -- mendirikan pabrik kulit, yang pengurusannya kemudian ia serahkan kepada seorang kawannya.

PT Astra International Inc. didirikannya pada 1957, bersama adiknya, Drs. Tjia Kian Tie, almarhum, dan seorang kawannya, Lim Peng Hong. Mula-mula hanya memasarkan minuman ringan, merk Prem Club, lalu diteruskan dengan mengekspor hasil bumi, termasuk minyak serai. Kelompok ini kemudian menjadi "pohon rindang", seperti yang ditamsilkan William sendiri, yang memang kian berkembang. Bidang garapannya meluas ke sektor otomotif, alat-alat berat, perkakas kantor, dan perkayuan. Ia menyebut keberhasilan Astra sebagai buah kebijaksanaan Pemerintah Orde Baru, yang memberi kesempatan kepada dunia usaha untuk berkembang.

Sukses bidang otomotif dimulai pada 1968-1969, saat Oom William memasukkan 800 truk Chevrolet, yang bertepatan waktunya dengan program rehabilitasi besar-besaran pemerintah. "Truk sangat dibutuhkan waktu itu, hingga larisnya seperti pisang goreng," ujar presiden direktur dan presiden komisaris belasan perusahaan yang bernaung di Astra Group itu. Dengan kurs rate BE, kredit melonjak dari Rp 141 ke Rp 378 per dolar Amerika, "Bisa dibayangkan berapa keuntungan kami." Sejak itu Astra menjadi rekanan pemerintah untuk berbagai sarana pembangunan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahap berikutnya, Astra mulai merakit truk Chevrolet. Dan selanjutnya, mengageni dan merakit alat besar Komatsu, mobil Toyota dan Daihatsu, sepeda motor Honda, dan mesin kopi Xerox. "Inilah tulang punggung Astra," kata Wiliam.

Sayangnya Om William harus kehilangan kendali atas perusahaan kesayangannya saat Bank Summa yang dikendalikan Edward, putra sulungnya, ambruk tahun 1992. Meski harus kehilangan jaringan bisnisnya di Astra, William masih mengendalikan beberapa perusahaan seperti Karabha Group, Malabar Group, Sidita Group, Siratara Group, Watek Group, Suryaraya Group, Nityasa Group, dan Arya Group.

Satu hal yang pasti, kendati Si Om terdepak dari Astra, hubungan bisnis dengan para koleganya di luar negeri seperti Jepang, Prancis, Jerman, Korea Selatan, dan Singapura tetap baik. Bahkan mayoritas mereka menaruh hormat terhadap sikap gentle Om Willam yang bersedia mengambil alih tanggung jawab Bank Summa kepada nasabahnya.

Pada tahun 1995, Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) yang dikelola Christianto Wibisono berani menaksir omzet jaringan perusahaan Keluarga Om Willem masih mencapai Rp 6,7 triliun.

Banyak analis menandai kebangkitan baru bisnis Keluarga Soeryadjaya dengan sukses mereka menggusur Bambang Trihatmodjo dan Johannes Kotjo sebagai pemegang saham mayoritas di PT Van Der Horst Indonesia (VDHI) Tbk., Oktober 2000. Ketika itu, Keluarga Om Willem berhasil menguasai 51,5 persen saham VDHI melalui L&M Group Invesment Ltd. dan mendudukkan putra sulungnya Edward P. Soeryadjaya sebagai direktur utama dan Om Willem sendiri sebagai komisaris utama. Segera setelah itu VDHI pun berganti nama menjadi PT Siwani Makmur.

Om William juga menaruh perhatian di bidang pendidikan. November 1984, Oom William merelakan menjual sebidang tanah miliknya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, dengan harga "miring". Di sanalah didirikan gedung Institut Manajemen Prasetia Mulya, yang diresmikan November 1984. "Di sini dididik para manajer dari berbagai perusahaan nasional," kata William, yang di institut itu menjabat wakil ketua dewan pembina.


ERWIN Z | BERBAGAI SUMBER

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

9 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.


Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

5 Maret 2024

Solihin GP dan Presiden Soeharto (Dok. Facebook/Sejarah Sunda)
Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.


Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

5 Maret 2024

Susi Pudjiastuti berbincang dengan mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin juga disebut sebagai
Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.


Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

5 Maret 2024

Susi Pudjiastuti meluapkan rasa rindunya pada mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin menjadi Gubernur Jawa Barat pada tahun 1970-1975. TEMPO/Prima Mulia
Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.


Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Ignas Kleden. TEMPO/Subekti
Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.


Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

28 Desember 2023

Masyarakat Adat Suku Sentani dan seluruh masyarakat Kampung Harapan di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua melakukan prosesi tangisan meratap (hela-hili) di depan Gedung Stadion Lukas Enembe dan Gereja GKI Filadelfia di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis, 28 Desember 2023. ANTARA/Agustina Estevani Janggo
Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

Dantje Nere mengatakan masyarakat adat yang juga sebagai warga jemaat GKI Filadelfia Kampung Harapan setempat sangat merasa kehilangan Lukas Enembe.


Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

3 Desember 2023

Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo menerima silaturahmi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Marsekal Muda TNI Wahyu Hidayat Soedjatmiko, Wadan Paspampres Brigjen TNI (Mar) Oni Junianto, beserta jajaran di Aula Soerjadi, Gedung PPAD Jalan Matraman Jakarta Timur Selasa 24 Januari 2023. Foto Istimewa
Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

Doni Monardo menjabat sebagai Ketua Umum PPAD atau Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat untuk periode 2021-2026.


Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

3 Desember 2023

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Doni Monardo melakukan donor plasma konvalesen setelah 17 hari dinyatakan sembuh dari Covid-19. Foto: BNPB
Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

Doni Monardo jatuh sakit dan menjalani proses perawatan intensif di rumah sakit sejak 22 September 2023.


Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

26 Agustus 2023

Arist Merdeka Sirait. Instagram
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

Arist Merdeka Sirait meninggal dalam usia 63 tahun pada pukul 08.30 WIB di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.


Profil Luis Suarez, Legenda Barcelona dan Inter Milan yang Meninggal dalam Usia 88 Tahun

10 Juli 2023

Luis Suarez. Wikipedia
Profil Luis Suarez, Legenda Barcelona dan Inter Milan yang Meninggal dalam Usia 88 Tahun

Luis Suarez merupakan pesepak bola yang aktif di era 50 hingga 70-an dan pernah menyabet Ballon d'Or, pernah memperkuat Barcelona dan Inter Milan.