Seperti yang tergambar dalam laporan keuangan perseroan yang dikeluarkan Jumat, (19/3), pendapatan 2009 sebesar Rp 10,57 triliun, atau naik dari 2008 yang sebesar Rp 9,78 triliun.
Menurut Direktur Keuangan Indocement, Christian Kartawijaya, kenaikan laba bersih 8 persen pada tahun lalu didapat karena perseroan mempertahankan kebijakan harga. “Konsekuensinya pangsa pasar menurun,” tutur Christian.
Peningkatan laba juga didorong oleh kenaikan penghasilan bunga menjadi Rp 78,35 miliar. Nilai itu bertambah dari tahun sebelumnya Rp 32,96 miliar. Sementara itu, beban bunga dan keuangan lain mampu dikurangi dari Rp 123,6 miliar menjadi Rp 39,78 miliar.
Perseroan juga bisa mengurangi rugi kurs menjadi Rp 7,78 miliar dibandingkan Rp 73,3 miliar pada tahun sebelumnya. Perseroan berhasil meningkatkan penghasilan lain-lain bersih pada 2009 menjadi Rp 61,58 miliar. Angka tersebut naik dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 28,9 miliar.
Selain mencatat laba Rp2,74 triliun, Indocement juga telah membayar sisa hutang mereka kepada HC Finance sebesar Rp 550 miliar atau sekitar US$ 50 juta. Per 31 Desember, utang perseroan tersisa sebesar US$ 25 juta atau setara Rp 225 miliar.
ARIE FIRDAUS