Sebab, kata Sofyan, kalau Cina diminta mengurangi ekspornya, sudah pasti mereka akan meminta kompensasi berupa permintaan pengurangan kuota ekspor juga dari Indonesia. Kalau itu terjadi tentu eksportir turut dirugikan.
Sofjan mengatakan, ekspor Indonesia yang cukup besar ke Cina adalah batubara dan Crude Palm Oil. "Kalau kita batasi CPO dan batubara ke Cina, dia bisa beli dari negara lain," kata dia. "Justru nantinya malah kita yang kehilangan pasar," ujarnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawady, mengatakan meski Cina mengurangi kuota ekspornya, mereka tetap diuntungkan. "Keuntungan bagi Cina adalah pasar yang tetap," kata dia. Jadi, produk Cina yang masuk Indonesia dengan kuota tertentu sudah pasti memiliki pasar. "Selain itu, dengan kuota ekspor yang terbatas, harga produk Cina bisa naik," ujarnya.
Edy optimis, Cina akan bersedia membatasi ekspornya bila Indonesia meminta. "Tidak masalah bagi Cina. Jika produk cina tidak masuk Indonesia, mereka bisa masukkan ke negara lain," kata dia.
Ditambahkan Edy, permintaan pengurangan ekspor sudah lazim dilakukan antar negara. Sebelumnya, kata dia, Indonesia juga pernah melakukan voluntary export restraunt terhadap Amerika Serikat. "Saat itu, Amerika meminta Indonesia mengurangi ekspor tekstil ke Amerika 10 persen," kata dia.
Pemerintah, saat itu, secara sukarela mengurangi ekspor tekstil Indonesia. "Kita batasi produk kita, daripada Amerika membeli produk ke orang lain, atau mereka melakukan untuk menghambat barang masuk di pelabuhan," kata Edy.
EKA UTAMI APRILIA