Ia mengatakan pemadaman akan berlangsung selama empat jam setiap hari. Willy menambahkan, kerusakan di PLTGU Muara Karang sebetulnya sudah diperbaiki namun belum bisa beroperasi maksimal. Apalagi ada kenaikan beban listrik dari para pelanggan sehingga pemadaman tetap terjadi.
Pihaknya mengupayakan dalam pekan ini bisa selesai dalam menghitung beban untuk dialihkan ke trafo lain. Namun, penghitungan itu harus dilakukan dengan hati-hati karena semua sistem saling terkait. "Jangan sampai dipindahkan ke yang lain tapi kemudian padam juga," ucapnya."Sepekan ini mudah-mudahan selesai penghitungannya."
Senin (1/11) malam lalu Pembangkit Muara Karang rusak dan mengakibatkan sebagian wilayah di Jakarta padam. Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi J. Purwono mengatakan siang harinya ada staf PLN yang melihat rembesan minyak di trafo interbus transformer (IBT) di Gardu Induk Gandul. PLN kemudian mengecek rembesan tersebut.
"Untuk mengecek harus mematikan listrik," katanya. Saat pengecekan, pembangkit Muara Karang rusak sehingga mempengaruhi satu trafo lainnya di Gandul, Cinere, Jakarta Selatan. Akibatnya terjadi kelebihan beban sehingga trafo itu juga mati.
Pemadaman bergilir juga masih akan berlangsung sepekan sekali di wilayah Jakarta Timur antara lain Marunda, Cipinang, Muara Angke, dan Pulogadung. Pemadaman itu terkait terbakarnya trafo di gardu induk Cawang pada September lalu.
Willy mengungkapkan gardu induk Cawang akan pulih pada awal Desember. Perbaikan itu lebih cepat dari jadwal karena peralatan dari Jepang dan Perancis tiba dua pekan lebih awal dari rencana. Sementara trafo pengganti yang berasal dari Krian, Jawa Timur sudah tiba di Cawang pada 20 Oktober lalu.
Hingga kini defisit listrik di Jakarta akibat kerusakan-kerusakan itu masih 100 megawatt. Diharapkan, Kamis ini defisit berkurang menjadi 70 megawatt. Jika pasokan listrik dari gardu induk Cawang sudah normal, maka Jakarta akan memiliki cadangan listrik hingga 150 megawatt pada awal bulan depan. "Sekarang sedan tahap pemasangan trafo baru," tutur Willy.
DESY PAKPAHAN