TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah kembali menawarkan dua seri surat berharga syariah negara atau sukuk dengan target indikatif Rp 1,5 triliun untuk menopang kebutuhan pembiayaan anggaran tahun ini. Rencananya lelang terbuka diselenggarakan oleh Bank Indonesia pada 13 Oktober 2009 mulai pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB. Adapun seluruh transaksi akan diselesaikan 15 Oktober 2009.
“Ini juga untuk mendorong pasar sekunder dalam pembiayaan anggaran,” kata Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Herry Purnomo dalam sosialisasi rencana lelang di kantor Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, Selasa. (6/10).
Baca Juga:
Herry untuk sementara menggantikan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto yang sedang mendampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam pertemuan Komite Dana Moneter Internasional (IMF Committee) di Istanbul, Turki.
Herry memaparkan dua sukuk yang akan dilelang meliputi seri IFR0003 dan IFR0004. Seri IFR0003 akan dilelang dengan akad Ijarah Sale dan Lease Back, serta memiliki tenor 6 tahun yang akan jatuh tempo pada 15 September 2015. Sedangkan IFR0004 akan dilelang dengan akad yang sama dan memiliki tenor 11 tahun yang akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2020.
Lelang akan diselenggarakan dengan metode harga beragam (multiple price). Semua investor, baik individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang. Namun, dalam penyampaiannya melalui peserta lelang yang telah terdaftar dan mengantongi otorisasi dari Departemen Keuangan.
Baca Juga:
Peserta lelang yang dimaksud antara lain, PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT Bank Permata Tbk., PT Bank Panin Tbk., The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Tbk., PT Bank OCBC NISP Tbk., Standard Chartered Bank, PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Internasional Indonesia Tbk., serta PT Bank Jawa Barat dan Banten.
Peserta lelang juga meliputi perusahaan efek, yakni PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities Tbk., dan PT Bahana Securities.
Menurut Herry, hingga akhir September 2009, total penerbitan surat utang negara mencapai Rp 85,55 triliun, atau 86,19 persen dari target penerbitan surat utang negara (neto) tahun ini sebesar Rp 99,25 triliun.
AGOENG WIJAYA