TEMPO Interaktif, Jakarta - Far Eastern Economic Review, majalah terkenal dengan liputan jurnalistiknya yang tajam dan mendalam mengenai bisnis dan politik di kawasan Asia sejak Perang Dunia ke-2, tak lagi terbit mulai Desember tahun ini.
News Corp's Dow Jones , penerbit majalah yang sudah berusia 63 tahun ini, telah mengalami penurunan jumlah pembaca dan iklan. Mereka beralih ke Internet.
Berakhirnya hidup majalah bergengsi di Asia ini, seperti dituturkan para pengamat dan para mantan karyawannya terjadi seiring dengan menurunnnya secara perlahan jumlah para pembaca utamanya.
"Keputusan untuk mengakhiri Review merupakan suatu hal yang sulit dibuat setelah penelitian yang cermat mengenai prospek serta tantangan majalah tersebut terhadap iklim bisnis dilakukan," kata Todd Larsen, Kepala Operasional karyawan di Dow Jones Consumer Media Group seperti dilaporkan Reuters, hari ini (22/9).
Pada 2004 lalu, Dow Jones memang telah memberhentikan sejumlah reporter Review dan mengubah jadwal terbit majalah itu menjadi sebulan sekali. Hanya beberapa staf yang tetap dipertahankan.
David Plott, editor di Review saat itu melukiskan kejadian heboh pada 2004 itu sebagai kehilangan atas " suatu pusat kekuatan pengetahuan dan keahlian terbaik mengenai kawasan ini."
Sebetulnya tanda-tanda kematian majalah ini sudah terlihat ketika penerbit cenderung ingin mengubahnya menjadi media elektronik dan seiring dengan menurunnya pendapatan iklan. Kemudian pada 2001, Asiaweek, majalah mingguan Asia terkenal lainnya, gulung tikar setelah bertahan hidup selama 26 tahun.
"Ini sebuah paradoks, ketika kawasan ini menjadi semakin dan semakin penting, justru di sana semakin sedikit publikasi yang menghasilkan liputan berkualitas," kata Hugo Restall, editor tetap Review dan akan kembali menempati posisinya sebagai editor di Wall Street Journal, yang juga diterbitkan oleh Dow Jones.
MARIA RITA