TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) meresmikan Enterprise Resources Planning (ERP) Sistem Informasi Integrated Farming with Technology Information and Society (Infratani) atau disingkat sebagai Simfratani dalam perhelatan The 6th Indonesia International Halal Lifestyle (INHALIFE) Conference 2024 di Jakarta pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Peresmian ini sebagai salah satu upaya BI mendorong digitalisasi industri halal dari hulu hingga hilir. “Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama industri halal dunia,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung dalam sambutannya dalam konferensi itu, seperti dikutip dari siaran pers Jumat, 1 November 2024.
Salah satu implementasi dari sistem ini, kata Juda, adalah dengan melakukan pemantauan dan pelaporan kegiatan tanam panen sebagaimana fungsi utama sistem informasi Simfratani. Sistem ini bertujuan untuk membantu pemetaan kebutuhan dan produksi pangan, serta memberikan data real-time terkait perkembangan pertanian di berbagai wilayah.
Juda juga menyampaikan 5 (lima) strategi utama yang dapat dilakukan untuk mendorong digitalisasi industri halal.
Pertama, memanfaatkan platform digital perdagangan elektronik atau e-commerce untuk memasarkan produk yang telah tersertifikasi halal.
Kedua, penerapan pembayaran digital dalam transaksi jual beli seperti penggunaan QRIS yang dapat mempermudah proses transaksi.
Ketiga, memanfaatkan keuangan digital syariah untuk mendorong pembiayaan pada bisnis halal.
Keempat, pemanfaatan halal traceability guna memperkuat ekosistem jaminan produk halal untuk penelusuran bahan produk dari sisi hulu hingga ke tangan konsumen.
Kelima, memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam memudahkan proses sertifikasi halal produk.
Pilihan Editor: Analis CPI Beberkan Lima Tantangan Implementasi Energi Terbarukan di Indonesia