Budi Karya menambahkan nantinya rel layang tersebut dilengkapi dua jalur sehingga memudahkan operasional kereta api dengan rute Solo-Semarang maupun sebaliknya.
"Jembatan ini sifatnya fungsional karena di sini merupakan pusat kemacetan," katanya.
Selanjutnya, adanya rel layang juga memungkinkan untuk integrasi dengan KA Bandara Adi Soemarmo. Menhub Budi Karya mengatakan Kemenhub telah merencanakan untuk memindahkan relasi KA Bandara Adi Soemarmo yang semula Stasiun Bandara Adi Soemarmo-Klaten menjadi Stasiun Bandara Adi Soemarmo-Madiun.
"Kereta api Solo-Semarang akan dua jalur sebagaimana yang kami lakukan Solo-Jogja. Akan dibuat dua jalur. Namun ini proyek multi years, terkait penganggaran," katanya.
Terpisah, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta Krisbiyantoro menambahkan rel layang tersebut dibangun untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan kereta api, khususnya di relasi Solo-Semarang. Rel layang itu memuat dua jalur kereta api atau double track dan ke depan, lintas Solo - Semarang akan dibuat dua jalur rel karena frekuensi kereta api yang melintas cukup tinggi.
Salah satunya adalah KA Joglosemarkerto yang saat ini rutenya memutar seperti jarum jam. Jika Solo-Semarang sudah dua jalur, maka skema memutar ini bisa digantikan.
KAI Daop 6 Yogyakarta melaporkan bahwa okupansi KA Joglosemarkerto untuk relasi Solo Balapan-Semarang Tawang-Purwokerto-Yogyakarta-Solo Balapan (KA 161) dari Januari hingga September 2024 ini cukup tinggi yaitu rata-rata 172 persen per bulan.
KAI Daop 6 Yogyakarta sebagai operator kereta api tentunya akan mendukung upaya-upaya yang dilakukan Kemenhub untuk meningkatkan layanan. KAI Daop 6 juga akan terus berusaha memberikan layanan terbaik bagi masyarakat pada relasi manapun.
Pilihan Editor: 10 Pelaku Industri RI dan Perusahaan Jepang Raih Kesepakatan Kerja Sama Senilai USD 10 Juta