Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekonom Prediksi Deflasi Beruntun akan Berlanjut hingga Oktober 2024

image-gnews
Warga tengah berbelanja kebutuhan pokok sehari sebelum dimulainya PPKM Darurat di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Jumat, 2 Juli 2021. BPS mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2021 mengalami deflasi sebesar -0,16 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Tempo/Tony Hartawan
Warga tengah berbelanja kebutuhan pokok sehari sebelum dimulainya PPKM Darurat di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Jumat, 2 Juli 2021. BPS mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2021 mengalami deflasi sebesar -0,16 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, memprediksi deflasi lima bulan beruntun di Indonesia akan berlanjut hingga Oktober 2024. Menurutnya, deflasi kali ini merupakan indikasi kuat terjadinya pelemahan daya beli. “Jika deflasi hanya terjadi 1-2 bulan, bisa jadi karena ada lonjakan produksi atau penguatan nilai tukar rupiah sehingga produk impor mengalami penurunan harga,” kata Wijayanto kepada Tempo, Senin, 7 Oktober 2024.

Tetapi, ia menambahkan, deflasi kali ini berlangsung lima bulan berturut-turut, sehingga menandakan ada penyebab lain di baliknya. “Dan kemungkinan akan berlanjut bulan Oktober 2024,” ujarnya.

Ada beberapa perkembangan yang disebut sebagai indikasi kuat pelemahan daya beli. Wijayanto mencontohkan penurunan penjualan semen, penurunan penjualan mobil dan rumah, penurunan nilai tabungan masyarakat menengah bawah di bank, semakin tingginya kredit macet pinjaman online, dan kenaikan kredit macet perbankan.

Data Purchasing Managers Index (PMI) – ukuran arah tren ekonomi di bidang manufaktur – yang terus-menerus berada di bawah 50 dalam beberapa bulan terakhir serta jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kian meningkat disebut memperparah keadaan. Menurut Wijayanto, hal itu menggambarkan produsen merasa pesimis dengan prospek bisnisnya. “Tantangan pemerintah ke depan sangat berat untuk mendongkrak demand sekaligus supply agar ekonomi kita tetap berputar,” kata dia.

Hal serupa diutarakan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira. Menurut dia, deflasi disebabkan demand pull inflation yang rendah. Artinya, sisi permintaan belum bisa mendorong harga barang jasa naik.

Bahkan, menurut Bhima, deflasi kali ini merupakan fenomena tidak normal. “Indonesia usia produktifnya sedang booming, tapi kenapa deflasi? Ini tanda abnormal bagi sebuah ekonomi negara berkembang,” kata dia kepada Tempo.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 tercatat sebesar minus 0,12 persen (MtM). Angka tersebut menunjukkan tren deflasi beruntun selama lima bulan terakhir sejak Mei 2024. Rinciannya adalah deflasi 0,03 persen pada Mei, 0,08 persen pada Juni, 0,18 persen pada Juli, dan 0,03 persen pada Agustus. Inflasi tahunan tercatat sebesar 1,84 persen yoy dan inflasi tahun kalender 0,74 persen (year-to-date/ytd).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat meminta meminta penyebab deflasi dicek kembali, apakah karena penurunan harga-harga barang atau memang ada daya beli masyarakat berkurang. Jokowi mengatakan deflasi dan inflasi sama-sama harus dikendalikan agar tidak merugikan semua pihak.

Wijayanto mengusulkan beberapa langkah yang perlu dilakukan pemerintah agar menjaga deflasi dan inflasi tetap stabil. Pertama, menurut dia pemerintah harus menghidari melakukan “kejutan-kejutan kebijakan”. Ia menilai, “Dalam konteks ini, pemerintahan Pak Jokowi termasuk lemah.”

Beberapa contoh “kejutan-kejutan kebijakan” yang ia berikan termasuk terkait Ibu Kota Nusantara (IKN), keputusan terkait impor beras, kebijakan pelarangan ekspor minyak goreng, dan rencana pengenaan pajak 200 persen untuk produk impor dari Cina.

Upaya lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah, menurut Wijayanto, adalah membuat koordinasi antar instansi pemerintah seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan menjadi lebih padu. Ia juga menilai BI sebagai pilar utama stabilitas makro perlu diperkuat posisinya dan diperluas otoritasnya.

Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Prabowo Kemungkinan Bakal Tambah Anggaran Makan Bergizi Gratis

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tito Karnavian Tegaskan Daya Beli Masyarakat Tidak Turun

6 jam lalu

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, menghadiri Temu Karya Nasional Penganugerahan Desa dan Kelurahan Berprestasi  2024 di Gedung Ksirarnawa Art Center, Denpasar, Bali, Selasa 8 Oktober 2024. Dok. Kemendagri
Tito Karnavian Tegaskan Daya Beli Masyarakat Tidak Turun

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan saat ini ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang sangat baik dan daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan. Menurutnya, hal ini bisa dilihat dari inflasi yang terjaga per September sebesar 1,84 persen year on year (yoy).


Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

21 jam lalu

Transaksi jual beli cabai rawit merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa 30 Juli 2024. Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) kementerian perdagangan, harga cabai rawit merah dalam 4 hari melambung hampir 21%, menjadi Rp 75 ribu per kilogram. Sedangkan secara nasional, harga cabai jenis yang sama naik hampir 2%. TEMPO/Tony Hartawan
Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

Presiden Jokowi mempertanyakan musabab deflasi lima bulan beruntun. Para ekonom menilai penurunan daya beli masyarakat yang menjadi penyebabnya.


Daya Beli Masyarakat Melemah Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

23 jam lalu

BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun sejak Mei-September 2024. Pertanda baik atau buruk?
Daya Beli Masyarakat Melemah Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun sejak Mei hingga September 2024. Akibat daya beli masyarakat menurun.


Deflasi Lima Bulan Beruntun, Kilas Balik Peristiwa Deflasi Terparah yang Pernah Terjadi di Indonesia

1 hari lalu

Warga mengantri saat belanja di pasar sembako murah di kantor kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu, 6 Februari 2024. PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi menjelaskan bahwa menjelang Bulan Suci Ramadhan pihaknya akan terus membagikan sembako murah dan kebutuhan lainya. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Deflasi Lima Bulan Beruntun, Kilas Balik Peristiwa Deflasi Terparah yang Pernah Terjadi di Indonesia

Deflasi lima bulan beruntun terjadi di Mei-September 2024, Situasi ini mengingatkan deflasi parah yang pernah mengguncang beberapa negara di era lalu.


Lebih Jauh Soal Deflasi, Berapa Persen yang Tergolong Masih Aman?

1 hari lalu

Puluhan warga mengantri membeli sembako murah di RPTRA Pulo Gundul, Jakarta, Senin 1 Juli 2024. Jaga Stabilitas Harga Pangan, Pemprov DKI Gelar Sembako Murah. Pada kegiatan sembako murah warga bisa mendapatkan paket sembako seharga Rp 100.000 meliputi beras 5 kilogram (kg), gula pasir 1 kg, minyak goreng 2 liter, dan tepung terigu 1 kg. TEMPO/Subekti.
Lebih Jauh Soal Deflasi, Berapa Persen yang Tergolong Masih Aman?

Di balik penurunan harga, ada ancaman yang bisa mengguncang perekonomian. Apa sebenarnya deflasi, dan kapan kondisi ini dianggap masih aman?


4 Negara Ini Pernah Alami Deflasi Parah Hingga Melumpuhkan Perekonomian

1 hari lalu

Ilustrasi bursa efek Amerika dan nilai mata uang dollar Amerika. Getty Images
4 Negara Ini Pernah Alami Deflasi Parah Hingga Melumpuhkan Perekonomian

Beberapa negara telah merasakan dampak parah dari deflasi, yang menyeret mereka ke dalam krisis panjang.


Respons Jokowi soal Penyebab Deflasi 5 Bulan Berturut-turut: Coba Dicek Betul

1 hari lalu

Momentum Deflasi Bakal Berlanjut
Respons Jokowi soal Penyebab Deflasi 5 Bulan Berturut-turut: Coba Dicek Betul

Presiden Jokowi akhirnya angkat suara terkait penyebab deflasi beruntun selama lima bulan


Presiden Jokowi Angkat Bicara Soal Deflasi 5 Bulan Beruntun: Harus Dikendalikan

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo membuka kegiatan Nusantara TNI Fun Run di kawasan IKN, Kalimantan Timur, Minggu, 6 Oktober 2024. Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi Angkat Bicara Soal Deflasi 5 Bulan Beruntun: Harus Dikendalikan

Presiden Jokowi akhirnya angkat bicara soal deflasi yang menurut BPS sudah belangsung selama lima bulan berturut-turut.


Jokowi soal Deflasi 5 Bulan Beruntun: Dicek Betul, karena Tak Ada Hambatan Transportasi atau Daya Beli Berkurang

3 hari lalu

Presiden Joko Widodo ditemui di Istana Merdeka Jakarta, 21 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi soal Deflasi 5 Bulan Beruntun: Dicek Betul, karena Tak Ada Hambatan Transportasi atau Daya Beli Berkurang

Presiden Jokowi angkat bicara soal angka deflasi beruntun beberapa bulan terakhir ini.


Terjadi dari Mei-September 2024, Apa Itu Deflasi dan Penyebabnya?

4 hari lalu

Seorang pedagang di Pasar Legi Solo melayani pelanggannya membeli aneka kebutuhan dapur, Sabtu, 20 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Terjadi dari Mei-September 2024, Apa Itu Deflasi dan Penyebabnya?

Deflasi merupakan fenomena penurunan harga yang ada di dalam suatu wilayah.