TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior UI Faisal Basri meninggal pada pagi hari ini di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Semasa hidupnya, ia sering menyampaikan kritik ke pemerintahan, salah satunya lewat media sosial.
Tak hanya aktif di X (dahulu Twitter), Faisal Basri juga kerap menuangkan pemikirannya lewat blog pribadinya, faisalbasri.com . Pada tahun 2024 ini, ia mengunggah dua kali di blog tersebut. Unggahan pertama pada tahun ini ditulis pada 25 Januari yang berjudul 'Rakyat Selalu Mendukung Menteri Berintegritas yang Akan Mundur, Jangan Pernah Merasa Sendirian!'. Sementara unggahan kedua dan terakhir pada tahun ini adalah berupa puisi.
Dalam unggahan pertama di tahun ini terdapat disclaimer yang menyebutkan narasi yang disampaikan sepenuhnya disusun oleh pengelola podcast Gerakan Aktivis 98 pada program Gerak-Gerik dari rekaman dilakukan pada Selasa, 23 Januari 2024. Faisal kala itu menyebutkan sebanyak 15 menteri siap mundur dari Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Mmundurnya para menteri itu, kata Faisal, selain karena arah politik yang berseberangan dengan Jokowi dalam Pilpres 2024 yang mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu juga disebabkan banyaknya intervensi politik yang dilakukan Jokowi terhadap tugas pokok dan fungsi mereka.
Dia menyebutkan, total ada 15 menteri yang berpotensi mundur, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Sebelumnya, pada tahun 2023, Faisal Basri mengunggah tulisan panjang soal kritiknya terhadap pemerintah yang jorjoran mendorong industri nikel. Unggahan itu tebit pada 19 Agustus 2023 dengan judul 'Kehadiran Smelter Nikel Tak di Ruang Hampa'. Tulisan itu menguraikan lingkungan eksternal atau lingkungan strategis yang mewarnai keberadaan smelter nikel di Indonesia.
Adapun postingan terakhir yang diunggah Faisal Basri di blog tersebut pada 18 Agustus 2024 berupa puisi berjudul Rumah Indonesia, Rumah Kita.
Berikut bunyi puisi terakhir Faisal Basri tersebut:
Rumah Indonesia, Rumah Kita
Indonesia adalah Rumah Kita
Tempat bermukim buat semua
Tak membedakan suku, warna kulit, agama, dan asal muasal
Untuk merajut asa wujudkan Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera
*
Kita berbagi cerita dan cara
Bukan memonopoli mau sendiri dan mimpi kosong
Bukan dengan memaksakan kehendak dengan bedil
Bukan dengan menindas kelompok yang tidak disuka.
Bukan dengan membungkam barisan seberang
*
Anasir-anasir negara dan korporasi berkelindan
Mewujudkan mimpi mereka sendiri
Merampas tanah rakyat
Membungkam suara Nurani
Mengeruk kekayaan negeri untuk membangun kerajaan lewat politik dinasti
Mereka membentuk kawanan rayap dan kecoak bertaring tajam
Mengusik rumah kita, Rumah Indonesia
*
Mereka kian menggerogoti segala penjuru rumah kita
Menyerang fondasi
Mengacak-acak pilar-pilar bangunan
Membombardir atap
Tak pelak, Rumah Indonesia mulai oleng
*
Dentuman drum
Lengkingan gitar
Alunan dan pekik penyanyi
Entakan kaki-kaki penonton
Membuat kawanan rayap dan kecoak
Pekak dan tuli
Pandangan matanya merabun
Sekujur tubuhnya kuyu
Dengan lemah lunglai, mereka mengambil Langkah seribu terbirit-birit
Meninggalkan arena
*
Kini saatnya
Kita kembali menata Rumah Indonesia
Memperkuat fondasi
Mereparasi pilar-pilar
Dan menambal kebocoran
Untuk mewujudkan Indonesia baru
Mewariskan kejayaan bagi generasi mendatang
*
Saatnya
Kejujuran
Yang memimpin
Bangsa ini
***
Jakarta, 9 Desember 2023, diperbarui pada 18 Agustus 2024.
Rr. Ariyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Faisal Basri Wafat, Mantan Menkeu Chatib Basri: Kehilangan Besar buat Negeri Ini