"Peristiwa bom itu tidak ada pengaruhnya," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris di Jakarta, Selasa (21/7). Menurut Fahmi, investor tidak terpengaruh karena peristiwa ledakan bom bukan yang pertama kali terjadi di negeri ini.
Investor, kata dia, masih percaya dengan iklim investasi di Indonesia. "Tidak ada pengaruhnya dengan investasi. Pakistan saja ada bom meledak tiap hari," kata Fahmi di Departemen Perindustrian, Jakarta.
Fahmi yakin investor tidak akan menunda realisasi investasinya. Sebab, peristiwa ledakan bom beberapa tahun silam pada kenyataannnya juga tak menyebabkan penundaan investasi.
Jumat (17/7), pekan lalu dua hotel terkemuka di Ibu Kota itu diledakkan oleh pihak-pihak yang hingga kini belum diketahui identitasnya dengan jelas. Akibat ledakan tersebut, sembilan orang dinyatakan tewas, dan sedikitnya 37 orang terluka.
Indonesia setiap tahun dihajar ledakan bom mulai dari 1999 hingga 2005 yang menelan korban 280 orang tewas. Jaringan teroris Asia Tenggara Jemaah Islamiyah dituding sebagai otak di belakang ledakan bom yang terjadi di Hotel JW Marriott pada 2003 yang membunuh 12 orang.
Sebuah bom juga meledak di luar kompleks Kedutaan Besar Australia di kawasan Kuningan, Jakarta, pada 2004 yang merenggut sembilan nyawa. Pada 2002 serangan bom yang menerjang Bali membunuh 202 orang, 88 di antaranya berbangsa Australia.
NIEKE INDRIETTA