TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia memperluas kerja sama Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) di sektor investasi. Kerja sama ini terutama menyasar bidang pertamhangan, pangan, pariwisata, perhotelan, dan perumahan.
Penandatanganan kerja sama dilakukan Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, bersama Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Cile Claudia Sanhueza. Acara berlangsung di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024. Jerry menjelaskan, Cile merupakan negara Amerika Latin yang menjalin kerja sama kemitraan ekonomi komprehensif dengan Indonesia. Dia melihat perjanjian ini berpotensi membuka pasar-pasar yang belum optimal. “Ini adalah peluang bagus bagi kami untuk memasuki pasar,” kata Jerry di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024.
IC-CEPA untuk sektor perdagangan barang sebenarnya telah ditandatangani pada 14 Desember 2017 dan diratifikasi melalui Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2019. Usai kesepakatan itu berlaku, kinerja perdagangan barang antara Indonesia dan Chile disebut meningkat. Selama 2019–2022, total nilai perdagangan kedua negara tumbuh sebesar 112 persen.
Selama beberapa tahun terakhir, menurut Jerry, Indonesia telah mencatatkan surplus dengan Cile. Dia menyebut neraca perdagangan Indonesia dan Cile menyentuh angka US$ 139,21 juta. Di bidang investasi, terjadi peningkatan dari 160 persen menjadi 280 persen. “Saya pikir ini tidak hanya meningkat, tetapi juga akan diperluas ke lebih banyak bidang perdagangan dan investasi,” kata dia.
Sementara itu, Claudia mengatakan hubungan Indonesia dan Cile ini penting tidak hanya untuk sektor ekonomi kedua negara, tetapi juga konteks internasional yang mendorong pentingnya perdagangan ini. Dia mencontohkan, negaranya tengah menghadapi tantangan keamanan pangan dan krisis iklim. "Hubungan ekonomi ini dapat membantu kita menghadapi tantangan tersebut,” kata dia.
Cile, menurut Claudia, dikenal sebagai negara yang kaya pertambangan dan pertanian. Dengan potensi itu, dia menawarkan kepada dunia bahan-bahan mineral yang penting untuk transformasi energi. Dia juga menyebut memiliki industri litium yang terbuka dengan dunia internasional. Dia berharap, investor internasional dapat berinvestasi di Cile.
Claudia, di sisi lain, mengklaim sektor agroindustri Cile telah mengekspor makanan untuk dunia. Makanan dalam jenis ikan salmon, buah-buahan, san sayuran itu, menurut dia, membantu negara-negara memiliki ketahanan pangan. Dia menyebut membuka bekerja kerja sama di bidang itu dengan cara yang berkelanjutan.
HAN REVANDA PUTRA